Hesperian Health Guides
Meningkatkan kesuburan tanah
HealthWiki > Panduan masyarakat untuk kesehatan lingkungan > Bab 15:Usahatani berkelanjutan > Meningkatkan kesuburan tanah
Daftar isi
Kenali tanah Anda
Tanah merupakan campuran dari pasir, lumpur, lempung/tanah liat, dan bahan organik (sebagai contoh, serangga, bakteri, daun-daun hijau, tanaman yang membusuk, dan pupuk). Jumlah dari masing-masing campuran ini dan cara Anda mengolah lahan akan menentukan tekstur tanah (kasar atau halusnya tanah), tingkat kesuburan tanah (seberapa subur untuk dapat menumbuhkan tanaman), dan struktur tanah (kemampuan butiran tanah saling memegang satu sama lain). Tanah yang mempunyai tekstur yang baik, struktur yang baik, dan tingkat kesuburan tinggi akan memudahkan udara, air, unsur hara, dan akar tanaman menerobos masuk. Hal ini meningkatkan kemampuan tanah untuk menumbuhkan tanaman dan menahan erosi.
Usahatani berkelanjutan tidak hanya menanam tanaman pangan – mereka menyuburkan tanah yang mengandung semua unsur hara yang dibutuhkan tanaman. |
Sebagai tambahan, ada tanah yang bersifat alkalis (juga disebut “basa” atau “manis”) dan ada pula yang bersifat asam. Anda dapat mempelajari “pH” tanah Anda (seberapa asam atau manisnya tanah) dengan cara mengujinya atau yang sederhana dengan mencicipinya untuk mengetahui manis atau asamnya. Kebanyakan tanaman tumbuh baik di tanah yang tidak terlalu manis atau terlalu asam. Dengan menambahkan unsur hara tertentu cakan membuat tanah jadi lebih manis atau lebih asam. Dengan mencampur bahan organik cenderung meningkatkan kondisi semua jenis tanah.
Penggunaan alat berat untuk membajak, mengolah, membalik, atau menggali tanah dapat membuat tanah menjadi padat (ditekan keras hingga tak ada udara atau ruang yang tersisa). Akan sulit bagi air atau akar tanaman menembus tanah yang padat. Juga akan sulit bagi tanaman untuk mendapatkan unsur hara yang diperlukannya dari tanah yang demikian padat.
Untuk mencegah tanah menjadi padat, angkat dan balikkan (dengan cangkul atau alat penggali lainnya) saat tanah tidak terlalu basah atau terlalu kering namun cukup lembab seperti baju basah yang sudah diperas. Beberapa petani membalik tanahnya sesedikit mungkin lalu menambahkan pupuk kandang dan seresah tanaman, kemudian menggunakan cara seperti lubang tanam atau pupuk hijau untuk membuat tanah cukup gembur untuk ditanami.
Pupuk kimia awalnya membantu, tapi kemudian merusak
Pupuk kimia |
Pupuk kimia harganya mahal baik bagi petani mau pun bagi lahannya karena pupuk kimia merusak tanah, membuat polusi pada air, dan menciptakan ketergantungan akan bahan kimia. Jika Anda melihat karung pupuk di toko, akan tertulis N-P-K. Ini adalah singkatan dari unsur hara utama yang dibutuhkan tanaman (N untuk Nitrogen, P adalah Phosphor, dan K adalah Kalium). Pupuk kimia mengandung ketiga bahan kimia ini dalam jumlah yang terkonsentrasi (sangat poten). Bila konsentrasi unsur hara ini tercuci dari kebun dan merembes ke dalam air tanah serta aliran air maka ia akan membuat air menjadi tidak sehat untuk minum, mencuci, dan mandi.
Masalah terbesar dalam penanaman yang menggunakan pupuk kimia adalaha petani yang menggunakan pupuk kimia seringkali tidak lagi menambahkan pupuk organik, seperti pupuk kandang, ke tanah. Karenanya tanah cepat sekali kehilangan unsur hara dan menjadi padat, lalu timbul masalah hama, panen yang buruk, kekurangan air, dan semakin tergantung pada pupuk kimia. Jika Anda menggunakan pupuk kimia, penting sekali untuk menambahkan pupuk alami secara bersamaan.
Belajar tentang tanah
Tujuan: Kegiatan ini membantu memperlihatkan bagaimana perbedaan cara bertani mempengaruhi tanah.
Waktu: 3 jam.
Bahan: alat penggali, 3 papan tulis kecil, air, kertas, dan pinsil atau spidol.
- Pilih 3 bidang lahan pertanian yang sudah digunakan untuk bertani dengan cara yang berbeda satu sama lain. Misalnya, sebidang kebun jagung atau padi gogo (padi musim kering), sebidang kebun buah atau halaman rumah, dan satu plot yang sudah bertahun-tahun digunakan sebagai padang rumput. Jarak ketiga bidang lahan yang dipilih ini sebaiknya tidak berjauhan.
- Bersama sekelompok petani, berjalanlah melewati seluruh areal. Berjalan melintas bolak-balik, mencari apa saja yang sekiranya mempengaruhi kondisi tanah saat ini. Tanda-tanda apa yang bisa menunjukkan bagaimana lahan itu digunakan? Apakah ada tanda-tanda erosi (contohnya selokan-selokan, tanah yang gundul atau berbatu, tanah bagian bawah sebuah bukit yang lebih subur dibanding di bagian atas?). Apakah tanaman-tanamannya nampak sehat
- Tanyakanlah pada petani yang menggarap masing-masing bidang ini untuk mengetahui cara apa yang mereka gunakan selama 5 sampai 10 tahun terakhir ini. Apakah observasi kelompok ini sesuai dengan apa yang Anda dengar dari pembicaraan dengan petani penggarapnya?
- Disetiap bidang tanah, galilah sebuah lubang kecil yang dalamnya sekitar 50 cm. Irislah salah satu dinding lubang secara vertikal dan rata. Dengan menggunakan sekop yang rata atau sebuah golok panjang potonglah sepotong tanah dengan tebal sekitar 3 cm dari sisi lubang yang rata. Letakkan potongan tanah ini secara hati-hati ke atas papan kecil atau sebuah alas yang rata. Sampel tanah ini diberi label untuk menandai dari bidang yang mana sampel tanah ini berasal.
- Jika Anda sudah mengambil 3 sampel tanah dari ketiga bidang garapan, bawalah ke tempat pertemuan agar kelompok dapat mengujinya. Apa perbedaan di antara ketiga sampel tanah itu? Lihatlah dengan teliti adakah perbedaan warna, tekstur, struktur, bau, dan ada tidaknya cacing dan serangga. Mungkin Anda dapat mencicipi sedikit dari setiap sampel tanah untuk membandingkan pH ketiganya, apakah manis atau asam? Mintalah orang lain mengambil sedikit tanah dari sampel yang berbeda dan letakkan di dalam tangannya. Berikan sedikit air pada masing-masing sampel dan katakan apakah rasanya lengket, kasar, licin, atau terburai.
- Diskusikan mana diantara perbedaan-perbedaan ini yang mungkin secara alami disebabkan oleh angin dan iklim, dan yang mana yang mungkin disebabkan oleh cara pemanfaatan lahan.
Dengan menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari anggota kelompok, dari buku ini, atau dari sumber-sumber lainnya, diskusikan cara untuk melindungi dan meningkatkan kondisi tanah di daerah yang akan digunakan untuk bertani. Caranya antara lain dengan menambahkan pupuk alami, melindungi tanah dari erosi, menggunakan lahan untuk penggembalaan ternak yang berkelanjutan dan mencoba cara bertani lainnya.
Bintil-bintil kecil (nodul) pada akar tanaman kacang-kacangan menambah kandungan nitrogen ke dalam tanah. |
Pupuk hijau dan tanaman penutup tanah
Pupuk hijau adalah tanaman yang membantu memupuk tanah. Tanaman ini juga berfungsi sebagai tanaman penutup tanah yang menghambat tumbuhnya gulma. Mengingat ada banyak tanaman yang yang dapat melakukan kedua fungsi ini maka tanaman yang demikian disebut sebagai tanaman pupuk hijau dan penutup tanah.
Beberapa pupuk hijau berasal dari tanaman keluarga kacang-kacangan (tanaman yang mempunyai kulit biji, seperti kacang, buncis, dan pohon asam). Tanaman-tanaman yang termasuk dalam keluarga kacang-kacangan dapat menambah nitrogen ke dalam tanah. Jika Anda mencabut sebatang pohon buncis, atau memperhatikan perakaran beberapa tanaman, Anda akan melihat adanya bintil-bintil kecil yang terbentuk di akar. Bintil-bintil kecil ini berisi nitrogen dari udara dan disimpan di dalam tanah. Inilah yang membuat tanah jadi lebih subur.
Fava bean kacang babi |
Alfalfa Medicago sativa |
Kacang panjang Phaseolus coccineus |
Gandum Sorghum |
Kacang biduk Dolichos lablab |
Kacang benguk Mucuna pruriens |
Beberapa manfaat pupuk hijau:
- Menutup tanah, melindungi tanah dari erosi dan membantu menahan air.
- Menambah kandungan bahan organik tanah sehingga membuat tanah lebih subur.
- Setelah beberapa tahun menggunakan pupuk hijau, tanah jadi lebih mudah diolah.
- Tidak memerlukan biaya tenaga kerja atau biaya transpor karena tanaman pupuk hijau tumbuh di kebun di tempat mana ia dibutuhkan.
- Bila ditanam bersama tanaman lain, ia mengendalikan pertumbuhan gulma dan hama serangga.
Tanaman pupuk hijau mempunyai kegunaan lain selain memperbaiki tanah. Beberapa diantaranya menghasilkan bahan makanan seperti sejenis gandum, bayam, gandum hitam, dan kacang-kacangan. Ada pula yang menghasilkan pakan ternak, seperti alfalfa dan daun semanggi. Tanaman-tanaman seperti rumput Sudan dan yang lainnya yang termasuk dalam tanaman keluarga mostar (mustard) dapat mencegah penyakit-penyakit tanaman. Pohon-pohon yang dimanfaatkan sebagai pupuk hijau dapat dijadikan kayu bakar.
3 cara memanfaatkan tanaman sumber pupuk hijau
- Tanam bersama dengan tanaman pangan utama seperti jagung, padi, dan ubi kayu.
- Menanamnya saat lahan akan dikosongkan atau diistirahatkan (bergilir). Penanaman bergilir selama 1 tahun bergantian dengan tanaman pupuk hijau akan memperbaiki kondisi tanah dan membunuh gulma, sama halnya dengan mengosongkan lahan selama 5 tahun tanpa tanaman pupuk hijau.
Tanaman penutup tanah yang baik terdiri dari campuran beberapa tanaman. Tanaman padi-padian yang pertumbuhannya cepat dan tinggi dapat menambah bahan organik di dalam tanah, sedangkan tanaman kacang-kacangan akan menambah nitrogen dan dapat menutup tanah. Bicarakan dengan petani lainnya di daerah Anda untuk mengetahui jenis tanaman mana yang terbaik ditanam di lahan Anda.
Mulsa (mulch)
Cara yang terbaik adalah agar tetap mengusahakan tanah tertutup, bahkan selama musim tanam. Mulsa adalah bahan yang digunakan untuk menutup tanah. Mulsa dapat membantu menahan air, mengendalikan gulma, dan mencegah erosi. Sisa-sisa tanaman, seperti batang pohon jagung, daun kacang rambat, atau rumput-rumput adalah mulsa terbaik karena mereka bisa ditinggalkan begitu saja di lahan, membusuk, dan kemudian memperbanyak kandungan bahan organik di tanah. Gulma sebenarnya juga dapat dimanfaatkan dengan cara yang sama, tetapi untuk mencegah agar gulma tidak tumbuh kembali maka gulma harus dipangkas dulu sebelum gulma ini membentuk biji.
Ketebalan mulsa di lahan sebaiknya tidak lebih dari 10 cm. Mulsa yang terlalu tebal akan menahan terlalu banyak air (basah) dan dapat menimbulkan penyakit pada tanaman.
Jaga jangan sampai mulsa menyentuh batang tanaman karena akan menyebabkan tanaman busuk.
|
|
Potongan batang padi dan rumput dapat menjadi mulsa yang baik karena mereka membusuk secara perlahan. |
Pupuk kandang
Pupuk kandang memberikan semua unsur hara yang dibutuhkan tanaman, dan setelah beberapa waktu akan memperbaiki tekstur tanah, struktur tanah, dan kesuburan tanah. Di lain pihak, pupuk kimia memberikan 2 atau 3 macam unsur hara kepada tanaman dan tidak dapat memperbaiki kondisi tanah.
Beberapa hal perlu diperhatikan dalam pemberian pupuk kandang. Pemberian pupuk kandang yang terlalu banyak akan menyebabkan terlalu banyak unsur hara yang menumpuk di dalam tanah dan menyebabkan terjadi pencemaran aliran air. Kotoran ternak yang masih segar juga pembawa kuman penyakit. Sebaiknya tidak meletakkan kotoran ternak yang masih segar di dekat selokan pembuangan air atau aliran air lainnya. Selalu mencuci tangan dan pakaian Anda setelah memegang pupuk kandang.
Memupuk dengan kotoran manusia
Air seni manusia dapat berubah menjadi pupuk, dan kotoran manusia bila diproses dengan benar dapat menambah kandungan bahan organik tanah. Tetapi kotoran manusia membawa kuman-kuman berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit jika tidak ditangani dengan benar. (Untuk mengetahui cara menggunakan kotoran manusia secara aman untuk meningkatkan hasil tanaman, lihat Toilet ekologis di Bab 7.)
Kompos
Kompos adalah pupuk alami yang terbuat dari sisa-sisa makanan, sisa tanaman, gulma, dan pupuk kandang. Menambahkan kompos ke dalam tanah adalah salah satu cara mengembalikan unsur hara tanaman ke bumi. Dalam memenuhi kebutuhan kompos untuk sebidang lahan yang luas akan diperlukan banyak sekali pekerjaan, karenanya kompos paling sering digunakan untuk luasan lahan yang kecil. (Lihat “Membuat kompos.”)
Kompos dapat digunakan dengan beberapa cara:
- Masukkan satu sekop penuh kompos ke dasar lubang tanam sebelum menanam pohon buah.
- Campurkan segenggam kompos dengan tanah ke dalam lubang tanam ketika Anda menanam bibit tanaman.
- Sebarkan selapis kompos di atas tanah sebelum Anda membalik tanah.
- Bila tanaman sudah besar, lingkarilah sekitar batang pohon dengan kompos. Untuk pohon yang besar, lingkaran kompos dibuat di ujung bayangan pohon pada saat tengah hari, kemudian tutuplah kompos dengan selapis tanah. Secara perlahan kompos dihanyutkan oleh air akan merembes ke dalam tanah dan memberi unsur haranya ke akar.
Seduhan kompos
Kompos dapat digunakan untuk membuat pupuk cair untuk memupuk tanaman dan membantu mengendalikan hama. Bungkuslah sejumlah kompos dalam sepotong kain dan ikat dengan kencang. Letakkan bungkusan kompos ini dalam ember berisi air dan diamkan selama 7 sampai 14 hari. Ketika air sudah berubah menjadi coklat, angkat bungkusannya dan sebarkan sisa kompos di dalam bungkusan ke lahan Anda. Semprotkan air seduhan komposnya ke daun-daun tanaman Anda. Jangan lupa mencuci tangan setelah bekerja dengan seduhan kompos ini.
Cara lain menambahkan unsur hara ke tanah
Bahan-bahan lainnya dapat ditambahkan ke tanah untuk mengubah pH tanah dan untuk menambah unsur hara tanah. Batu kapur, abu bakaran kayu, dan tulang khewan kecil serta kulit kerang dapat mengurangi keasaman tanah. Tulang khewan yang sudah digerus juga menambah unsur phosphor dan abu bakaran kayu menambahkan unsur kalium. Daun-daun kering dan jarum cemara menambah keasaman tanah Batang tebu yang sudah membusuk sekitar setahun dan kulit kopi yang sudah jatuh dan kering juga menambah unsur hara tanaman dan mengubah sisa tanaman menjadi pupuk.
Memperbaiki tanah membantu mengendalikan gulma
Semua cara memperbaiki tanah menggunakan bahan organik, seperti pupuk hijau, kompos, dan mulsa, juga membantu mengendalikan gulma tumbuh. Bila tanahnya sehat, sedikit gulma yang tumbuh tidak akan mengancam panen.
Pertumbuhan gulma juga dapat dikendalikan dengan cara memperkecil jarak tanam sehingga tidak ada ruang bagi gulma untuk tumbuh, atau dengan membiarkan ternak Anda memakan gulma. Juga, tanaman yang asli daerah itu cenderung tidak terancam oleh adanya gulma. Dalam beberapa tahun, tanaman yang sudah lama dipelihara di suatu daerah akan beradaptasi dengan cuaca, gulma, dan hama setempat sehingga tumbuh dengan baik; sementara tanaman lain atau varietas lain dari tanaman yang sama tidak dapat tumbuh dengan baik.