Hesperian Health Guides

Toilet ekologis

Pada bab ini:

Toilet ekologis mengubah tinja dan air seni menjadi pupuk dan bahan pengubah struktur tanah. Ini akan memperbaiki kesehatan warga dan lingkungan dengan mencegah penyebaran kuman dan mengubah limbah yang berbahaya menjadi sumberdaya yang berharga.

Toilet ekologis juga melindungi dan melestarikan air karena tidak diperlukan air dalam pemakaiannya, kecuali untuk membilas atau mencuci tangan. Toilet ini lebih aman bagi air tanah karena ditempatkan di atas tanah atau menggunakan lubang yang dangkal.

Toilet ekologis dapat dibangun dan digunakan di kota-kota besar dan kecil, atau desa-desa. Toilet semacam ini membutuhkan perawatan lebih banyak dari pada toilet jamban (tetapi tidak sebanyak toilet sentor yang menggunakan gayung), sehingga penting bagi warga untuk memahami bagaimana cara kerjanya.

Mengubah limbah menjadi pupuk

Tanah yang kaya unsur hara dan sehat membutuhkan materi-materi organik (material yang tersisa ketika tanaman dan makhluk hidup lain mati dan terurai). Proses alamiah penguraian materi organik menjadi tanah ini dikenal sebagai penguraian atau pengomposan.

Illustration of the below: Arrows from an ear of corn, to a woman eating, to a person in a toilet shelter, to a woman farming, to a crop of corn.
Tanah menumbuhkan tanaman
Pupuk menyuburkan tanah
Tanaman menjadi pangan
Kotoran manusia bisa diubah menjadi pupuk
Pangan menjadi kotoran manusia
Sanitasi ekologis mengubah limbah menjadi sumberdaya

Petani membuat kompos dari sisa-sisa makanan dan kotoran khewan dan mencampurkannya dengan tanah. Ini akan membuat tanah kaya nutrisi untuk menumbuhkan tanaman. Seperti manusia yang perlu nutrisi dari makanan untuk tumbuh kuat dan sehat, tanaman pun butuh nutrisi di dalam tanah untuk tumbuh kuat dan berbuah.

Pupuk juga bisa dibuat dari kotoran manusia. Tinja manusia mengandung nutrisi yang dapat digunakan untuk memperkaya tanah. Tetapi, tinja juga mengandung kuman yang menyebabkan penyakit. Oleh karena itu, membuat pupuk dari kotoran manusia harus lebih berhati-hati dibandingkan dengan membuat kompos dari kotoran khewan dan sisa-sisa makanan.

Jangan gunakan tinja yang masih baru. Tetapi jika ia telah diubah menjadi pupuk, tinja bisa membantu pertumbuhan tanaman pangan, pohon, dan tanaman lain tanpa pupuk kimia.

Air seni mengandung sedikit kuman da n punya lebih banyak nutrisi dibandingkan tinja. Ini membuat air seni lebih aman ditangani dan sangat bernilai sebagai pupuk. Tetapi air seni terlalu keras jika digunakan secara langsung pada tanaman, dan juga perlu pengolahan lebih dulu.

Toilet kompos dan toilet kering yang memisahkan air seni

Ada 2 jenis toilet ekologis: “toilet kompos” (compost toilet) dan “toilet pemisah urine atau toilet kering (urine -diverting atau dry toilet”). Keduanya bisa menghasilkan pupuk yang aman. Banyak orang menamakan kedua toilet ini “toilet kompos.” Tetapi sebenarnya ada beberapa perbedaan penting:

Dalam toilet kompos:

  • Tinja dan air seni masuk ke dalam sebuah tandon, misalnya sumur dangkal atau wadah besar dari beton yang tidak akan bocor ke air tanah.
  • Pemakainya menambahkan campuran bahan-bahan kering seperti jerami, dedaunan, serbuk gergaji, tanah, dan abu setiap kali selesai menggunakannya. Ini akan mengurangi bau dan membantu kotoran terurai dan menjadi kompos.
  • Dengan berjalannya waktu, sebagian besar kuman akan mati, termasuk telur cacing perut (yang paling sulit dimatikan).
  • Setelah campuran tersebut punya cukup waktu untuk mematikan kuman dalam tinja (biasanya 1 tahun), bahanbahan yang telah kering diambil untuk digunakan sebagai pupuk.

Dalam toilet kering:

  • Tinja masuk ke dalam tandon, seperti wadah besar dari beton atau wadah dari plastik yang mudah dipindahkan, yang tidak akan bocor ke dalam air tanah.
  • Pemakainya menambahkan campuran tanah dengan bahanbahan kering dan abu pada tinja setelah toilet dipakai. Ini akan mengurangi bau dan membantu kotoran cepat mengering.
  • Tinja tidak pernah tercampur dengan air. Campuran kering akan membunuh sebagian besar kuman, termasuk telur-telur cacing tanah.
  • Tinja ditampung selama 1 tahun, hingga teksturnya menyerupai tanah kering.

Untuk kedua toilet tersebut, campuran tinja dianggap cukup matang setelah satu tahun untuk dicampurkan ke tumpukan kompos, dipindahkan ke dalam sumur dangkal untuk menanam pohon, atau secara langsung ditambahkan ke tanah untuk tanaman.

Toilet kering membantu ekonomi lokal
A man examines samples of toilets under a sign reading, "Sanitation Workshop Today."

Di beberapa kota kecil di Morelos, Meksiko, banyak sekali warga yang menggunakan toilet kering ekologis. Salah satu lingkungan hunian, La Cienega, punya kebutuhan khusus untuk membuat toilet kering karena kawasannya terletak di daerah kering dan dataran rendah, di mana toilet jamban akan mudah tersapu banjir. Untuk menyelesaikan masalahnya, anggota-anggota komunitas membeli sejenis dudukan toilet yang bisa memisahkan air seni dari tinja. Dudukan toilet ini dibuat secara lokal di bengkel-bengkel kecil yang mempekerjakan beberapa warga setempat. Para pekerja melatih anggotaanggota komunitas bagaimana cara menggunakan dudukan toilet baru tersebut.

Di La Cienega, banyak sekali warga yang hidup dengan menanam dan menjual buah-buahan dan tanaman-tanaman lainnya. Orang pertama di lingkungan ini yang menggunakan toilet kering menemukan bahwa mereka dapat memanfaatkan air seni dan kompos dari toilet sebagai pupuk untuk pohon. Ketika tetanggatetangga menyaksikan pohon-pohon tumbuh besar dan sehat, mereka pun ingin mencoba toilet baru yang bisa menghasilkan pupuk secara gratis itu.

Sekarang, hampir semua orang di La Cienega menggunakan toilet ini. Bengkelbengkel lokal sibuk menyelesaikan pesanan toilet, dan komunitas pun tumbuh dengan lebih sehat dan sejahtera

Toilet kompos sederhana untuk penanaman pohon

Toilet ini menghasilkan pupuk untuk penanaman pohon. Ia mudah dibuat, dan dibuat sedemikian rupa sehingga dinding-dindingnya bisa dipindahkan jika sumurnya telah penuh.

Yang paling baik adalah menempatkan toilet di ruang terbuka dan di lokasi yang diinginkan untuk ditanami pohon. Juga baik mendirikan toilet ini di kawasan dengan air tanah yang tinggi, karena memang jambannya dangkal. Menutupi jamban toilet dengan tanah dan menanam pohon di situ akan membantu menguraikan kotoran.

Ini adalah cara yang sangat baik untuk merintis kebun buah-buahan atau tanaman-tanaman lain. Jika Anda tidak berencana menanam pohon, buatlah toilet jenis lain.

A woman plants a small tree between a toilet shelter and some larger trees.

Membuat toilet sederhana untuk penanaman pohon

Ratakan tanah dan letakkan tulangan beton di tempat mana toilet akan didirikan. Pada bagian dalam tulangan beton, gali sebuah sumur dengan kedalaman 1 meter. Posisikan tulangan beton dengan baik. Buatlah lantai untuk ditaruh di atas sumur dan tulangan beton. Kemudian buat dinding pelindung yang ringan untuk privasi, sehingga mudah dipindah-pindah.

Menggunakan dan merawat toilet

Women work together to move a toilet shelter over a platform and pit.
  • Sebelum menggunakan, masukkan dedaunan kering atau jerami ke dalam sumur. Ini akan membantu tinja terurai.
  • Tambahkan tanah secukupnya yang dicampur abu atau dedaunan kering setiap selesai memakainya.
  • Kalau tumpukannya sudah terlalu tinggi, dorong dengan tongkat agar permukaannya turun.
  • Sapu dan cuci lantai toilet sesering mungkin. Jangan terlalu banyak menggunakan air di dalam sumur.
  • Kalau lubangnya hampir penuh, pindahkan dinding pelindung, lantai, dan tulangan beton.
  • Tutup lubang dengan tanah yang dicampur material dari tanaman setebal 15 cm. Setelah beberapa minggu, kotorannya akan menetap. Tambahkan lagi tanah dan material tetumbuhan, air, dan tanamlah pohon di atasnya. Pohon buah-buahan tumbuh dengan baik dan menghasilkan banyak buah dan aman untuk dimakan.
  • Pindahkan dinding pelindung, lantai, dan tulangan beton ke tempat lain, gali lubang baru, dan ulangi proses yang sama.

Toilet kompos 2 jamban

EHB Ch7 page 128-1.png
1 meter
30 cm
1 meter

Toilet kompos 2 jamban mirip dengan toilet kompos sederhana yang dimanfaatkan untuk penanaman pohon. Bedanya, pohon bukan ditanam di jamban tetapi komposnya yang harus diangkat dan digunakan di kebun atau ladang-ladang. Toilet kompos dua jamban cenderung lebih aman bagi air tanah dibandingkan dengan toilet jamban sederhana karena kotorannya dicampur dengan tanah di dalam jamban yang dangkal, sehingga memudahkan pengeringan dan mematikan kuman, dan kemudian siap dipindahkan.

Membangun toilet kompos 2 jamban

Gali 2 jamban dengan kedalaman 1-1,5 m, lebar 1 m, dan terpisah sejauh 30 cm. Perkuat dengan bebatuan atau tulangan beton di tepi atas kedua jamban. Letakkan lantai dan pasang dinding pelindung sederhana di atas satu jamban, dan posisikan tutup beton atau kayu di atas jamban yang lain. Gunakan jamban pertama hingga hampir penuh. Satu keluarga dengan 6 anggota bisa membuat satu jamban penuh dalam waktu sekitar 1 tahun.

  1. Ketika jamban pertama hampir penuh, timbunlah dengan tanah setebal 30 cm dan tutuplah dengan papan atau blok beton. Pindahkan lantai dan dinding pelindung ke jamban ke dua. Gunakan hingga hampir penuh.
  2. Biarkan jamban pertama menganggur. Atau, setelah dua bulan, tambahkan lagi tanah dan tanamlah sayuran musiman seperti tomat tepat di atas jamban. Karena kotoran yang ada di dalam jamban sedang diproses, yang paling baik adalah tidak menanam tanaman umbi seperti wortel dan kentang.
  3. Ketika jamban ke dua penuh, kosongkan jamban pertama dengan sekop. Pakailah sarung tangan, dan selalu cuci tangan setelah memegang pupuk yang masih mentah.
  4. Woman shoveling compost into a wheelbarrow.
    Setelah satu tahun, kandungan toilet kompos dua jamban pasti aman untuk dicampur dengan tanah kebun sebagai pupuk. Meskipun demikian, yang paling baik adalah selalu memakai sarung tangan dan sepatu ketika menyentuhnya.
  5. Simpanlah materi-materi kering dari dalam jamban di kantong-kantong atau ember-ember terbuka untuk digunakan di lain waktu, atau campurkan ke tumpukan kompos atau langsung ke kebun. (Untuk mengetahui kapankah isi jamban telah siap pakai, lihat “Kapan pupuk padat dapat digunakan dengan aman.”) Pindahkan kembali lantai dan dinding pelindung ke jamban pertama, ketika kandungan jamban ke dua sedang diproses. Dan seterusnya.

Merawat toilet kompos 2 jamban

  • Simpanlah sebuah ember yang berisi tanah yang dicampur sisa tanaman kering di ruangan toilet. Setiap kali selesai digunakan, ambil campuran itu segenggam penuh dan tuang ke dalam jamban.
  • Ketika isi jamban mulai terlalu tinggi, doronglah dengan tongkat agar permukaannya turun.
  • Sapu dan cuci lantai toilet. Jangan terlalu banyak menumpahkan air ke dalam jamban.

Toilet kering yang memisahkan air seni

Toilet kering tidak menggunakan lubang jamban. Toilet ini dibangun di atas tanah sehingga lebih mudah memindahkan isinya. Toilet ini memiliki dudukan dengan ruangan terpisah masing-masing untuk air seni dan tinja. Ini akan menjaga toilet tetap kering, yang akan mematikan kuman dan mengurangi bau. Ini juga memungkinkan air seni dimanfaatkan sebagai pupuk. Toilet semacam ini dibangun di atas tanah dan bagian dasarnya diberi pelapis sehingga, jika dibuat dengan baik, tidak akan mencemari tanah.

Membangun toilet kering lebih mahal dari pada toilet jamban. Menggunakannya secara aman perlu pelatihan, karena cara memakainya memang berbeda dari toilet jamban dan toilet sentor. Dan harus ada hal-hal yang dikerjakan agar terawat dengan baik. Namun demikian, toilet ini sangat baik bagi orang-orang yang ingin membuat pupuk dari kotoran manusia. Toilet kering juga menjadi pilihan untuk tempat-tempat yang:

  • Air tanahnya terlalu tinggi untuk toilet jamban.
  • Biasa terjadi banjir.
  • Tanahnya terlalu keras untuk digali.
  • Warga menginginkan toilet permanen di dalam atau di sekitar rumah mereka.

Toilet kering dua ruang

Toilet kering ini punya dua ruang di mana tinja diuraikan menjadi pupuk yang aman. Salah satu ruangnya digunakan sebagai toilet sementara ruang yang satunya adalah tempat tinja mengering dan diuraikan. Sebuah dudukan khusus, yang bisa digunakan oleh laki-laki dan perempuan, bisa memisahkan air seni dari tinja. Air seni dialirkan melalui sebuah pipa ke tandon/wadah di luar toilet. Setelah sekitar satu tahun, tinja yang telah kering dipindahkan dan ditimbun pada tumpukan kompos atau langsung dimanfaatkan di kebun-kebun atau ladang. Air seni yang ditampung dapat dicampur dengan air dan digunakan sebagai pupuk.

Bagian-bagian toilet kering dua ruang



EHB Ch7 page 129-1.png
Bagian depan toilet
Bagian belakang toilet
Dinding pelindung untuk kenyamanan, privasi, dan menjaga toilet tetap kering.
Wadah air seni (pot) tempat air seni dari toilet dikumpulkan.
2 ruang dibuat dari batu bata, beton, dan material tahan lama lain. Ketika salah satunya digunakan sebagai toilet, tinja dikeringkan dan diuraikan di ruang lain.
Urinal
Dudukan toilet ini memisahkan urin dari tinja. Alat penampung urin buatan buatan sendiri bisa bekerja dengan baik.
Pintu kecil di bagian belakang untuk mengambil tinja kering.
Selang untuk mengalirkan seni dari toilet dan dudukan toilet ke pot wadah air seni.
3 cara membangun toilet kering

Ketiganya punya dasar yang terbuat dari beton, batu bata, atau material tahan air lain, dengan bagianbagian berikut.

EHB Ch7 Page 130-1.png
2 ruang
2 pintu kecil
pipa ventilasi
lubang untuk pipa ventilasi
lubang di setiap sisi atau di bagian depan untuk selang yang mengalirkan air seni keluar ruang
Untuk ketiganya buatlah dinding pelindung dan tangga. Pasang pintu di bagian belakang (blok beton yang direkatkan dengan adukan semen bisa sangat kuat). Ulur pipa pemisah air seni keluar lubang di dasar toilet hingga ke tandon/wadah urin, sumur penampung, atau langsung ke kebun untuk memupuk tanah.
JENIS TOILET 1. Untuk
squatting
EHB Ch7 Page 130-2.png
2. Untuk duduk,
denagn bangku..
EHB Ch7 Page 130-7.png
3. ...atau dengan
dudukan toilet
EHB Ch7 Page 130-12.png
MEMBUAT DASAR TOILETS
EHB Ch7 Page 130-3.png
EHB Ch7 Page 130-8.png
EHB Ch7 Page 130-8.png
Sisakan ruangan pada dinding pembagi untuk wadah pemisah air seni yang melayani dua ruang. Tutup bagian dasar toilet dengan lantai kayu yang rata atau beton dengan sebuah lubang tepat di atas setiap ruang. Tutup bagian dasar toilet dengan lantai kayu yang rata atau beton dengan sebuah lubang tepat di atas setiap ruang.
MEMISAHKAN AIR SENI
EHB Ch7 Page 130-4.png
EHB Ch7 Page 130-09.png
EHB Ch7 Page 131-13.png
Potong bagian dasar botol 20 liter. Tempatkan secara terbalik pada dinding yang memisahkan dua ruang. Sambungkan selang/ pipa di mulut botol untuk memisahkan air kencing, dan pastikan tidak ada kebocoran di antara botol dan selang. Taruh saringan lembut di botol untuk menghindarkan tinja dan benda-benda lain jatuh. Potong bagian dasar dan sisi dari botol plastik. Sambungkan selang/pipa ke mulut botol untuk memisahkan air seni. Pasang saringan kawat di botol untuk menghindarkan tinja dan bendabenda lain jatuh kedalam wadah. Dudukan toilet pemisah air seni dapat dibuat atau dibeli di beberapa tempat. Dan kalau tersedia, dudukan seperti ini mudah sekali di pasang.
MENYELESAIKAN DASAR TOILET
EHB Ch7 Page 131-5.png
EHB Ch7 Page 131-10.png
EHB Ch7 Page 131-14.png
Buatlah lubang jongkok yang panjang di lantai, dengan botol yang dipasang terbalik di tengahtengahnya. Air seni akan mengalir ke botol dan tinja ke ruang yang berada di bawah kedua lubang. Taruh tutup di separuh lubang, tepat di atas ruang yang tidak digunakan. Pasang pemisah air seni di setiap lubang. Letakkan kursi toilet tepat di atas lubang. Taruh dudukan toilet pemisah air seni di atas salah satu lubang dan tutup lubang yang lain sampai ia siap digunakan.
MEMBANGUN DINDING PELINDUNG
EHB Ch7 page 131-6.png
wadah
EHB Ch7 page 131-11.png
selang
EHB Ch7 Page 130-15.png
Air seni ditampung dalam sebuah wadah untuk dimanfaatkan sebagai pupuk...atau alirkan melalui selang ke bak penampung.

Menggunakan dan merawat toilet kering dua ruang



EHB Ch7 page 132-1.png
Tempel informasi untuk membantu warga menggunakan dan merawat toilet.
Botol air. Tambahkan sedikit air ke urinal (tempat buang air kecil) dan pemisah urin setiap kali selesai digunakan, untuk mengontrol bau.
Jaga agar ruang yang tidak dipergunakan tetap tertutup.
Buatlah urinal dari botol plastik dan sambungkan selang untuk mengalirkan urin ke tandon atau wadah penampung.
kertas
Jaga saringan pemisah tetap bersih. Jika saringannya buntu, ambil, bersihkan, atau gantikan.
Pot untuk campuran tanah, abu, dan material kering dari tanaman. Setiap kali selesai digunakan, tuang 2 tangan penuh ke dalam bagian kering dari dudukan toilet. Kemudian tutuplah.


  • Pastikan tidak ada air masuk ke bagian penampung tinja.
  • Kalau isi toilet menjadi basah, tambahkan lebih banyak material kering.
  • Kalau toilet berbau busuk, tambahkan lebih banyak material kering, dan pastikan pipa ventilasinya bersih.
  • Jika tumpukan tinjanya terlalu tinggi, gunakan tongkat untuk mendorongnya ke bawah.
  • Kalau pot/penampung air seninya penuh, segera kosongkan dan gunakan untuk pupuk.
  • Ketika salah satu ruang penuh, gunakan ruang lain. Pastikan untuk selalu menutup ruang yang sedang tidak dipergunakan.
  • Yang paling baik adalah membiarkan tinja tersimpan dalam waktu setahun penuh sebelum mengosongkan salah satu ruang. Setelah satu tahun, atau ketika ruang ke dua penuh, kosongkan ruang pertama dan ulangi proses di atas.

Jangan membuang sampah ke dalam toilet

EHB Ch7 page 133-1.png
Jangan buang sampah di toilet

Agar toilet ekologis bekerja, tempat ini harus dipakai hanya untuk kotoran manusia. Kaum perempuan yang haid mungkin akan lebih aman menggunakan toilet ekologis. Tetapi jangan membuang pembalut dan benda-benda lain ke dalam toilet.

Toilet ekologis tidak dapat digunakan untuk membuang benda-benda yang tidak dapat diuraikan seperti kaleng, botol, plastik, tampon, atau kertas dalam jumlah besar. Boleh saja menggunakan kertas sedikit, dedaunan, serbuk gergaji, dan materi dari tumbuhan karena benda-benda ini bisa diuraikan di tanah.

Kapan pupuk padat dapat digunakan dengan aman

Isi toilet kering siap dipindahkan jika telah kering dan hanya sedikit atau tidak berbau sama sekali. Untuk ini, isi jamban tersebut harus dijaga tetap kering di dalam jamban toilet selama satu tahun.

Kalau Anda pikir isi toilet telah siap dipindahkan, bukalah ruangnya. Jika tumpukannya basah, tambahkan materi kering atau campuran tanah dengan abu dan biarkan beberapa minggu lagi. Jika tumpukannya kering dan baunya tidak menyengat, berarti siap dipindahkan. Pindahkan tumpukan tersebut dengan sekop.

EHB Ch7 page 133-2.png
Ambillah materi yang sudah kering untuk pupuk.
EHB Ch7 page 133-3.png
Penting sekali mengenakan sarung tangan dan sepatu ketika memegang kotoran manusia, dan selalu mencuci tangan setelah mengosongkan toilet.


Setelah dikeringkan selama 1 tahun, sebagian besar kuman akan mati dan materi tersebut aman dipakai di kebun secara langsung. Tetapi kalau raguragu, materi tersebut dapat disimpan di kantong-kantong atau ember-ember terbuka, di tempat yang terkena cahaya matahari, atau dicampurkan ke tumpukan kompos.

Air seni untuk pupuk

Beberapa petani memanfaatkan campuran air seni dengan air sebagai pupuk karena air seni mengandung nutrisi yang bermanfaat seperti nitrogen dan fosfor yang membantu pertumbuhan tanaman. Air seni lebih aman disentuh tangan dari pada tinja. Tetapi, nutrisi yang sama yang menjadikannya pupuk yang baik dapat mencemari sumber air. Demikian juga, air seni bisa menyebabkan terjadinya blood-fluke, infeksi yang disebabkan sejenis cacing yang masuk melalui kulit dan menyerang sistem peredaran darah. Karena itu, jangan sekali-sekali memasukkan air seni ke sumber-sumber air atau ke tempat orang mandi atau mencuci.

Membuat pupuk air seni sederhana

Simpan air seni di dalam wadah tertutup selama beberapa hari. Ini akan membunuh setiap kuman yang dikandung air seni, dan juga mencegah nutrisi menguap ke udara.

Untuk membuat pupuk, campur air dan air seni dengan perbandingan 3:1. Anda dapat memberi pupuk tanaman dengan pupuk air seni ini sebanyak 3 kali seminggu.

Id EHB Ch7 Page 134-1.png
3 botol air plus 1 botol air kencing = pupuk yang aman

Tanaman yang disiram pupuk air seni bisa tumbuh sebaik tanaman yang diberi pupuk kimia, dan hanya perlu sedikit air. Setiap tanaman berdaun yang bisa dimakan seperti bayam atau sayuran hijau lainnya, akan tumbuh paling baik.

Membuat pupuk air seni fermentasi

Dengan menambahkan kompos pada air seni, dan membiarkan campuran ini membusuk dan berubah asam (berfermentasi), bisa menciptakan tanah subur baru untuk menanam.

  1. Kumpulkan air seni dari toilet-toilet kering. Untuk 1 liter air seni, tambahkan 1 sendok makan kompos atau tanah yang subur.
  2. Biarkan campuran tersebut selama 4 minggu di wadah terbuka. Baunya akan sangat busuk, jadi tempatkan jauh dari manusia. Air seni tersebut akan berfermentasi dan warnanya menjadi coklat.
  3. Isilah wadah besar dengan dedaunan kering, serbuk gergaji, atau materi tumbuhan yang kering. Selubungi wadah tersebut dengan plastik tebal agar air tidak bocor melalui lubang di dasar wadah.
  4. Tambahkan air seni yang sudah terfermentasi. Yang paling baik adalah mencampur 7 bagian materi tanaman dengan 1 bagian air seni (sekitar 3 liter air seni untuk setiap 30 cm3 materi tanaman).
  5. Tutup dengan lapisan tanah tipis (tidak lebih dari 10 cm). Tanamlah biji atau bibit pohon.
  6. Siram setiap 2 hari dengan campuran air seni dan air dengan perbandingan 1:10. (Campuran ini lebih ringan dari pada yang kita sarankan di atas, karena campuran ini digunakan di wadah yang tertutup, bukan di ladang atau kebun yang terbuka). Materi tanaman yang kering akan berubah menjadi tanah yang sangat subur dalam waktu 10 hingga 12 bulan.

Tanah baru yang subur ini bisa digunakan untuk menanam.

Toilet kering yang ditingkatkan dan disesuaikan

Toilet-toilet yang dijelaskan dalam buku ini hanyalah beberapa pilihan sanitasi ekologis. Toilet-toilet ini bisa ditingkatkan dan disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan komunitas-komunitas yang berbeda. Beberapa hal yang akan membuat toilet kering menjadi lebih baik adalah:

EHB Ch7 page 135-1.png
  • Panas matahari akan membantu penguraian kotoran. Buatlah toilet sedemikian rupa sehingga pintu-pintu ruangnya menghadap matahari, dan cat daun pintunya warna hitam. Ini akan membuat ruang-ruang panas, memperbaiki aliran udara, dan membunuh kuman lebih cepat.
  • Lebih banyak aliran udara juga akan membantu kotoran mudah diuraikan. Memasukkan bambu, tongkol jagung, ranting-ranting pohon, atau material tanaman yang kering lain ke dalam dasar ruang toilet sebelum digunakan akan membantu udara mengalir ke tinja dan membuatnya kering lebih cepat.

Toilet bilas dengan alas tanaman

Masyarakat di India telah menyesuaikan toilet kering agar air seni dan air bilasan mengalir ke tanaman.

EHB Ch7 page 135-2.png
Kaleng abu
Membilas dilakukan di atas sebuah lubang yang mengalir ke lahan tanaman.
Air pembilas
Lubang tinja
Lubang urin
Lahan tanaman di mana air pembilas dan air kencing mengalir diisi dengan pasir dan kerikil dan ditanami rerumputan atau tanaman lokal lain yang tidak bisa dimakan. Ketika tanamannya tumbuh terlalu besar, maka ia harus dipangkas dan potongannya dimasukkan ke toilet.
Ruang-ruang jamban di bawah toilet ditimbun jerami sebelum digunakan, untuk mengurangi kelembaban dan menjadi lahan yang baik untuk kompos. Setiap kali selesai digunakan, masukkan 1-2 genggam tanah atau abu ke dalamnya. Setelah itu, materi tanaman kering terus ditambahkan untuk membantu pengeringan dan penguraian. Setelah satu tahun digunakan, ruang pertamanya dibuka dan isinya dicampurkan ke tumpukan kompos atau langsung ke tanah dimanfaatkan untuk menanam.


Halaman ini telah diperbarui pada tanggal:17 Nov 2022