Hesperian Health Guides

Pilihan toilet

Pada bab ini:

Tidak setiap jenis toilet cocok bagi setiap komunitas atau rumah tangga, sehingga penting sekali mengetahui manfaat masing-masing toilet. Toilet yang terhubung ke sistem pembuangan cukup rumit untuk dibangun, sehingga buku ini hanya akan menjelaskan toilet-toilet yang menggunakan sedikit air atau tanpa air sama sekali. (Aktivitas “Memilih toilet yang tepat” dapat membantu menentukan toilet mana yang paling cocok untuk kebutuhan komunitas Anda.)

Toilet-toilet yang menggunakan sedikit air atau tanpa air sama sekali

EHB Ch7 page 118-1.png
EHB Ch7 page 118-2.png
EHB Ch7 page 118-3.png
Toilet kompos sederhana untuk penanaman pohon
Paling baik dibangun di lokasi tempat warga akan menanam pohon dan dapat diterapkan untuk toilet yang bisa dipindahkan.
Toilet kering yang memisahkan air seni
Paling baik dibangun di lokasilokasi warga memanfaatkan kotoran yang sudah diolah sebagai pupuk, dan tempat yang air tanahnya tinggi atau ada resiko banjir.
Toilet kompos 2 lubang
Paling baik dibangun di tempat di mana warga memanfaatkan kotoran yang sudah diolah sebagai pupuk.
EHB Ch7 page 118-4.png
EHB Ch7 page 118-5.png
EHB Ch7 page 118-6.png
Toilet sentor dengan gayung
Paling baik dibangun di lokasi yang air tanahnya dalam dan di tempat orangorang cebok dengan air.
Jamban dengan ventilasi
Paling baik dibangun di lokasi yang air tanahnya dalam dan di tempat orangorang cebok dengan air.
Jamban dengan ventilasi
Paling baik dibangun di lahan yang air tanahnya dalam dan tidak beresiko banjir.

Catatan: Sketsa di atas menggambarkan toilet-toilet tanpa pintu dan penutup di atas lubang toilet, sehingga Anda dapat melihat bagaimana bentuknya. Semua jenis toilet harus punya pintu, dan lubangnya pun harus ditutup jika sedang tidak digunakan. Demikian juga, toilet harus dibangun sedemikian rupa sehingga setiap orang di dalam komunitas dapat memanfaatkannya.

Di mana membangun toilet

 Illustration of the below: Toilet shelter with arrows showing distance to river, spring box and well.
lebih dari 20
meter dari sungai
lebih dari 20 meter dari mata air
lebih dari 20 meter dari sumur
Toilet harus berjarak paling sedikit 20 meter dari sumber air.

Ketika harus memutuskan di mana toilet dibangun, pastikan bahwa Anda tidak mencemari sumur atau air tanah. Resiko pencemaran air tanah bergantung pada kondisi-kondisi lokal seperti jenis tanah, kelembaban, dan kedalaman air tanah. Tetapi beberapa aturan umum dapat memastikan bahwa kondisinya aman.

Dasar lubang (jika berupa jamban) atau ruangan (jika berupa toilet kering atau kompos) sekurangkurangnya berjarak 2,5 meter di atas air tanah. Jika Anda menggali lubang untuk toilet dan tanahnya sangat basah, atau jika lubangnya terisi dengan air, maka tempat tersebut adalah lokasi yang buruk untuk toilet. Harus diingat bahwa ketinggian air selalu lebih tinggi pada musim hujan dari pada musim kemarau. Jangan membuat jamban di atas lahan yang terkena banjir.

Jika ada resiko pencemaran air tanah dari jamban, pertimbangkan untuk membangun toilet di atas tanah (seperti toilet kering).

Air tanah mengalir menuju kawasan yang lebih rendah. Jadi, jika tidak ada pilihan kecuali membangun toilet di lokasi yang beresiko membuat pencemaran air tanah, maka tempatkan toilet tersebut di lokasi yang lebih rendah dari sumur-sumur di sekitarnya.

Village with arrows showing placement of pit toilet and well.
limbah masuk ke dalam air tanah dari jamban
sumur untuk minum
Sumur-sumur harus lebih tinggi dari jamban karena air mengalir ke lahan yang lebih rendah.

Jamban tertutup

A shelter over a closed pit toilet.

Jamban tertutup mempunyai pijakan (lantai) dan sebuah lubang dan penutup lubang lengkap dengan penutupnya unruk menutup lubang jika sedang tidak digunakan. Lantainya bisa dibuat dari papan, beton, atau balok kayu yang ditutup tanah. Lantai beton menjaga air tetap di luar dan tahan bertahun-tahun. Jamban seharusnya juga punya tulangan beton untuk mencegahnya runtuh (Lihat “Bagaimana membuat lantai (pijakan) beton untuk jamban” dan “Untuk membuat lantai dan tulang-tulang beton”.)

Jamban berventilasi yang ditunjukkan menggunakan pipa ventilasi untuk mengurangi bau dan lalat.

Masalahnya dengan jamban adalah jika sudah penuh, toilet langsung tidak bisa digunakan lagi. Untuk memanfaatkan kotoran di jamban yang penuh, tanamlah pohon di sekitarnya. Untuk ini, bongkarlah lantai, tulangan beton, dan dinding pelindungnya, dan timbun jamban tersebut dengan tanah yang dicampur daun-daun dan kayu kering setebal 30 cm. Biarkan selama beberapa bulan, timbun lagi dengan tanah sebelum Anda menanaminya dengan pohon.

Pilihan lainnya adalah menaburkan tanah sesering mungkin ketika toilet tersebut masih digunakan dan membiarkannya selama dua tahun supaya kotorannya terurai menjadi kompos. Kemudian, gali dan gunakan kotoran tersebut sebagai pupuk, dan Anda bisa menggunakan lagi toiletnya. Selalu cuci tangan setelah memegang dan menggali tanah di sekitar toilet.


Untuk membuat jamban tertutup

1. Gali sebuah lubang dengan lebar kurang dari 1 meter dan kedalaman paling sedikit 2 meter.
EHB Ch7 page 120-2.png
2. Lapiskan bagian tepi atas lubang dengan bebatuan, batu bata, beton, atau material lain yang mampu menahan lantai dan mencegah lubang runtuh. Tulangtulang beton (concrete baik ring beam) terbukti berfungsi dengan.
EHB Ch7 page 120-3.png
3. Buatlah lantai dan dinding pelindung untuk menutupi jamban. Yang paling baik adalah lantai beton, tetapi bahan-bahan lokal seperti papan dan bambu atau lumpur bisa juga dimanfaatkan. Jika Anda membuat lantai dari papan, gunakan kayu yang tidak gampang lapuk.
EHB Ch7 page 120-4.png
Bagaimana membuat lantai (pijakan) beton untuk jamban

Lantai beton yang dibuat dengan baik akan tahan bertahun-tahun. Satu kantong semen 50kg cukup untuk membuat 4 ubin/lantai, atau 2 ubin dan 2 tulangan beton. Anda juga memerlukan besi beton, batu bata, dan papan sebagai cetakan, dan potongan kayu berbentuk lubang kunci untuk membentuk lubang. Ubin bisa bentuk persegi atau oval.

1. Gelar lembaran plastik atau bekas kantong semen di atas tanah datar. Di atasnya, buatlah cetakan dari batu bata atau papan dengan panjang 120 cm, lebar 90 cm, dan kedalaman 6 cm.
EHB Ch7 page 121-1.png
2. Letakkan cetakan kayu berbentuk lubang kunci di tengah-tengahnya untuk membentuk lubang jamban. Anda juga bisa menggunakan batu bata untuk membatasi lubang, dan membentuknya setelah Anda menuangkan adukan beton.
EHB Ch7 page 121-2.png
3. Buatlah adukan beton dengan perbandingan 1 bagian semen, 2 bagian kerikil, 3 bagian pasir, dan air secukupnya sehingga cukup basah dan tercampur dengan baik. Tuang adukan beton ke dalam cetakan sampai setengah penuh.
EHB Ch7 page 121-3.png
4. Letakkan kawat/besi beton berdiameter 3 mm di atas adukan beton yang masih basah. Gunakan 4 sampai 6 kawat untuk setiap arah.

Siapkan pegangan dari kawat besi dengan diameter 8-10 mm, dan letakkan di beton dekat dengan sudut.
EHB Ch7 page 121-4.png
5. Tuang sisa adukan beton dan ratakan dengan kayu.
EHB Ch7 page 121-5.png
6. Angkat cetakan berbentuk lubang kunci ketika beton mulai mengeras (setelah 3 jam). Jika Anda menggunakan cetakan dari batu bata, angkat batu bata tersebut dan bentuklah lubang seperti lubang kunci. Tutup lantainya dengan kantong basah, kain basah, atau plastik selama satu malam. Basahi seluruh lantai beberapa kali dalam satu hari selama 7 hari agar tetap lembab. Menjaga tetap basah akan membuat beton mengeras secara perlahan dan menjadi kuat.
7. Ketika beton sudah mengeras, angkat dan letakkan pijakan/lantai tersebut ke atas jamban. Agar jamban lebih aman, sebaiknya Anda menggunakan tulangan beton. 8. Buatlah tutup lubang dari beton atau kayu. Bisa saja diberi pegangan, atau buat sedemikian rupa supaya mudah dipindahkan dengan kaki untuk menjaga tangan tidak harus memegang tutupan dan bebas dari kuman.

EHB Ch7 page 121-6.png

Perbaikan Lantai

Karena kuman dan cacing bisa berkumpul di sekitar lubang, maka pijakan kaki akan bisa mengurangi resiko masalah kesehatan. Jika orang-orang lebih suka duduk, buatlah lubang berbentuk oval dan tempat duduk beton.
EHB Ch7 page 122-1.png


Untuk membuat cetakan tempat duduk, gunakan 2 ember berukuran berbeda, yang satu ada di bagian dalam yang lain. Harus ada jarak beberapa inci antara sisi ember bagian dalam dan ember bagian luar. Bebani ember bagian dalam dengan batu hingga ia tetap ada di dasar. Tuang adukan beton ke dalam ruang di antara dua ember.

Bagaimana cara membuat tulangan beton (concrete ring beam)

Tulangan beton adalah beton cetak berbentuk persegi atau oval dengan bagian tengah yang terbuka untuk mendukung lantai dan dinding toilet, dan menjaga dinding jamban tidak runtuh. Tulangan beton yang dijelaskan di sini dapat digunakan bersama-sama lantai di untuk semua toilet jamban. Ukuran tulangan beton yang Anda buat tergantung pada lebar jamban.

EHB Ch7 page 122-2.png
Cetakan tulangan beton
EHB Ch7 page 122-3.png
Menuang adukan beton
EHB Ch7 page 122-4.png
Kawat/besi beton
  1. Gelar selembar plastik atau kantong semen di atas permukaan tanah.
  2. Buatlah sebuah cetakan dari batu bata, papan kayu, atau keduanya. Untuk lantai berukuran 120 x 90 cm, tulangan betonnya harus berukuran 130 x 100 cm di bagian luar, dan 100 x 70 cm di bagian dalamnya.
  3. Buat adukan beton dengan perbandingan 1 bagian semen, 2 bagian kerikil, 3 bagian pasir, dan air secukupnya sehingga cukup basah dan tercampur dengan baik. Tuang adukan beton ke dalam cetakan hingga ketinggiannya mencapai setengah cetakan.
  4. Taruh 2 kawat/besi beton berdiameter 3 mm di atas beton yang masih basah di setiap sisi tulangan beton. Jika Anda mau, buatlah pegangan dengan diameter 8-10 mm, dan taruh di beton dekat sudut-sudut.
  5. Tuang sisa adukan, dan ratakan dengan kayu.
  6. Tutup beton tersebut dengan kantong semen yang basah, kain gombal, atau lembar plastik, dan biarkan untuk waktu satu malam. Basahi seluruh lantai beberapa kali dalam satu hari selama 7 hari agar tetap lembab.
  7. EHB Ch7 page 122-5.png

  8. Jika tulangan betonnya sudah memadat, angkat dan pindahkan ke lokasi toilet. Ratakan tanah, letakkan tulangan beton, dan gali lubang di dalamnya. Padatkan tanah di sekitar bagian luar tulangan beton agar posisinya mantap.
  9. Letakkan lantai di atasnya, selanjutnya buatlah dinding pelindung.

Jamban berventilasi (Ventilated improved pit toilet/VIP)

EHB Ch7 page 123-1.png

Jamban berventilasi adalah jamban tertutup yang bisa mengurangi bau dan lalat.

Bagaimana cara kerja VIP

Angin bertiup di bagian atas pipa ventilasi dan membawa bau tak sedap. Dinding membuat toilet tetap gelap sehingga lalat di dalam jamban akan terbang ke arah cahaya di bagian atas pipa, dan terperangkap oleh kawat nyamuk, dan mati.

Membuat toilet VIP

  1. Gali lubang dengan kedalaman 2 meter dan lebar 1,5 meter. Perkuat bagian atas lubang dengan batu bata atau tulangan beton seukuran lubang tersebut ngan batu bata atau tulangan beton seukuran (lihat “Bagaimana cara membuat tulangan beton (concrete ring beam)”). Jika dindingnya akan dibuat sangat berat (batu bata, beton, atau kayu berat), maka perkuat seluruh jamban kecuali bagian dasarnya. Biarkan ada celah di antara batu bata agar air bisa merembes keluar.
  2. EHB Ch7 page 123-2.png
    Buatlah lubang ventilasi seukuran dengan pipa ventilasi.
  3. Buatlah lantai (lihat “Bagaimana membuat lantai (pijakan) beton untuk jamban”) berukuran 1,5m x 1m, dengan dua lubang. Lubang ke dua, dekat dengan tepi lantai, adalah untuk ventilasi. Diameter lubang pipa ventilasi tidak boleh lebih dari 11 cm.
  4. Buatlah dinding pelindung di atas jamban dan lantai.
  5. Pasang pipa ventilasi berdiameter paling sedikit 11 cm di lubang yang lebih kecil. Cat pipa ventilasi dengan warna merah untuk menyerap panas dan meningkatkan ventilasi. Tutup lubang atas pipa ventilasi dengan kawat nyamuk (aluminium atau baja tahan karat akan lebih awet). Panjang pipa ventilasi harus mencapai 50 cm di atas atap sehingga angin bisa membawa bau tak sedap.

Menggunakan dan merawat toilet VIP

EHB Ch7 page 123-3.png
Jika kawat nyamuknya sobek atau terlepas dari pipa, segera pasang yang baru.
  • Selalu tutup lubang jika tidak dipakai.
  • Jaga agar toilet gelap di bagian dalam.
  • Jaga kebersihan toilet dan sering-seringlah membersihkan lantai toilet.

Jika pipa ventilasi tertutup sarang laba-laba, siram dengan air.

Toilet VIP bisa punya masalah berikut:

Jika toilet tidak cukup gelap, atau jika lubangnya tidak ditutupi, lalat tidak akan terbang melalui pipa ke atas. Dan kalau dindingnya tidak beratap, atau jika kawat nyamuknya sobek atau terlepas dari pipa ventilasi, maka lalatnya sulit dikontrol.


Halaman ini telah diperbarui pada tanggal:17 Nov 2022