Hesperian Health Guides
Toilet jamban sentor (pour flush pit toilets)
HealthWiki > Panduan masyarakat untuk kesehatan lingkungan > Bab 7: Membangun toilet > Toilet jamban sentor
sekat air |
sekat air diletakkan di bawah lantai beton |
Toilet jamban sentor (toilet sentor) menggunakan air untuk mendorong kotoran ke jamban/sumuran. Toilet-toilet semacam ini biasa dipakai di kawasan perkotaan dan pedesaan di mana air digunakan untuk membilas setelah buang air. Toilet sentor tidak terlalu mahal dibanding jamban. Karena toilet sentor yang dibuat dengan baik mampu mencegah munculnya bau, dan bisa dibuat di dalam atau di sekitar rumah.
Toilet sentor menggunakan dudukan plastik, fiberglas, atau semen, atau blok jongkok yang ditaruh di atas lantai beton. Dudukan atau blok jongkok tersebut punya “perangkap air” yang mencegah bau dan serangga berkembang biak di jamban/sumuran yang basah. Lantai beton diletakan persis di atas jamban/sumuran. Atau, ia bisa dihubungkan melalui pipa ke 1 atau 2 jamban sekaligus.
Daftar isi
Bagaimana cara menggunakan toilet sentor
Jika ada 1 lubang jamban, toilet harus digunakan hingga penuh, dan kemudian harus dikosongkan sebelum dapat dipakai lagi. Jika ada 2 jamban, harus ada kotak pembagi menuju jamban yang sedang dipakai. Jamban pertama dipakai hingga hampir penuh. Selanjutnya kotorannya dipindahkan ke jamban ke dua.
Kapan harus membuat toilet sentor dua jamban:
Bergantung pada kondisi tanah dan ketinggian air tanah, toilet sentor tidak boleh dibangun dalam jarak kurang dari 3 meter dari sumur. Di lingkungan tanah yang basah, toilet ini seharusnya berjarak sedikitnya 20 meter dari sumur.
Merawat toilet sentor
Air harus diguyur setiap kali selesai digunakan. Mengguyur dengan sedikit air sebelum menggunakan toilet juga membantu menjaga toilet tetap bersih. Bersihkan toilet setiap hari. Untuk membersihkan blok jongkok, gunakan deterjen bubuk dan sikat yang kuat. Jamban akan meluap kalau:
- Sekat airnya buntu. Jika terjadi, toilet tidak akan jalan.
- Air tanahnya berkedalaman kurang dari 3 meter. Jika demikian, berarti juga ada resiko pencemaran air tanah.
Mengosongkan jamban
Jika jamban-jamban dibuat dengan baik dan kondisi tanah serta kelembaban sesuai, kotoran secara perlahan dan aman akan terserap ke dalam tanah, dan jambannya tidak perlu dikosongkan.
Jika kotoran tidak terurai dan terserap ke dalam tanah, jamban harus dikosongkan. Bukalah tutup jamban, tambahkan selapis tanah setebal 30 cm (2 kali lebar telapak tangan), dan gantilah tutupnya. Setelah 2 tahun, isinya bisa diambil dengan sekop dan dimanfaatkan sebagai pupuk.