Hesperian Health Guides

Toilet jamban sentor (pour flush pit toilets)

Pada bab ini:

EHB Ch7 page 136-1.png
sekat air
EHB Ch7 page 136-2.png
sekat air diletakkan di bawah lantai beton

Toilet jamban sentor (toilet sentor) menggunakan air untuk mendorong kotoran ke jamban/sumuran. Toilet-toilet semacam ini biasa dipakai di kawasan perkotaan dan pedesaan di mana air digunakan untuk membilas setelah buang air. Toilet sentor tidak terlalu mahal dibanding jamban. Karena toilet sentor yang dibuat dengan baik mampu mencegah munculnya bau, dan bisa dibuat di dalam atau di sekitar rumah.

Toilet sentor menggunakan dudukan plastik, fiberglas, atau semen, atau blok jongkok yang ditaruh di atas lantai beton. Dudukan atau blok jongkok tersebut punya “perangkap air” yang mencegah bau dan serangga berkembang biak di jamban/sumuran yang basah. Lantai beton diletakan persis di atas jamban/sumuran. Atau, ia bisa dihubungkan melalui pipa ke 1 atau 2 jamban sekaligus.

Bagaimana cara menggunakan toilet sentor

Jika ada 1 lubang jamban, toilet harus digunakan hingga penuh, dan kemudian harus dikosongkan sebelum dapat dipakai lagi. Jika ada 2 jamban, harus ada kotak pembagi menuju jamban yang sedang dipakai. Jamban pertama dipakai hingga hampir penuh. Selanjutnya kotorannya dipindahkan ke jamban ke dua.

EHB Ch7 page 136-4a.png

EHB Ch7 page 136-3.png
Pipa ke arah jamban yang sedang tidak dipakai disekat dengan batu bata, tanah liat, atau sekat buatan pabrik.
Aliran kotoran
Saluran beton di dalam kotak pembagi mengarahkan air limbah.
toilet sentor 1 jamban
toilet sentor 2 jamban
Kotak pembagi
Kotak pembagi terbuat dari batu bata di bagian luarnya, dan adukan semen halus di bagian dalam.
Jamban satu lubang di bawah tanah, dengan kedalaman 2 meter. Sebuah keluarga dengan 5 anggota bisa memenuhi jamban seperti ini dalam waktu 5 tahun.
Bilik di atas tanah mengalirkan air limbah ke jamban-jamban yang ada di bawahnya. Dengan perawatan teratur, toilet semacam ini akan dapat digunakan bertahun-tahun.

Kapan harus membuat toilet sentor dua jamban:

Bergantung pada kondisi tanah dan ketinggian air tanah, toilet sentor tidak boleh dibangun dalam jarak kurang dari 3 meter dari sumur. Di lingkungan tanah yang basah, toilet ini seharusnya berjarak sedikitnya 20 meter dari sumur.

EHB Ch7 page 137-1.png
Bentuk Jamban bentuk jamban bisa apa saja, tetapi jamban berbentuk bulat adalah yang paling mudah dan kuat.
Dinding Jamban seharusnya terbuat dari batu bata atau batu, dengan membiarkan ada ruang/ celah untuk aliran air.
Jarak antar-jamban sekurangkurangnya sama dengan lebar jamban. Jika jambannya berkedalaman 1 meter, maka jarak antar-jamban sekurangkurangnya 1 meter.
Jamban harus ditutup dengan adukan beton batu yang diperkuat, atau papan kayu. Lantai beton yang dijelaskan, tanpa lubang di tengahtengahnya, dapat menjadi tutup jamban yang baik.

Merawat toilet sentor

Air harus diguyur setiap kali selesai digunakan. Mengguyur dengan sedikit air sebelum menggunakan toilet juga membantu menjaga toilet tetap bersih. Bersihkan toilet setiap hari. Untuk membersihkan blok jongkok, gunakan deterjen bubuk dan sikat yang kuat. Jamban akan meluap kalau:

  • Sekat airnya buntu. Jika terjadi, toilet tidak akan jalan.
  • Air tanahnya berkedalaman kurang dari 3 meter. Jika demikian, berarti juga ada resiko pencemaran air tanah.

Mengosongkan jamban

Jika jamban-jamban dibuat dengan baik dan kondisi tanah serta kelembaban sesuai, kotoran secara perlahan dan aman akan terserap ke dalam tanah, dan jambannya tidak perlu dikosongkan.

Jika kotoran tidak terurai dan terserap ke dalam tanah, jamban harus dikosongkan. Bukalah tutup jamban, tambahkan selapis tanah setebal 30 cm (2 kali lebar telapak tangan), dan gantilah tutupnya. Setelah 2 tahun, isinya bisa diambil dengan sekop dan dimanfaatkan sebagai pupuk.


Halaman ini telah diperbarui pada tanggal:17 Nov 2022