Hesperian Health Guides
Sanitasi untuk kota dan kota kecil
HealthWiki > Panduan masyarakat untuk kesehatan lingkungan > Bab 7: Membangun toilet > Sanitasi untuk kota dan kota kecil
Kendala utama dalam menyiapkan sarana sanitasi yang baik di kota-kota adalah:
- fisik. Seringkali, sanitasi baru mulai diperhatikan ketika suatu kawasan hunian dan perumahan sudah memiliki jalan raya, listrik, dan air. Sayangnya, ketika kota selesai dibangun, akan jauh lebih sulit merencanakan dan membangun toilet dan sistem pembuangan limbah.
- ekonomi. Membangun dan merawat sistem pembuangan dan WC/toilet umum dianggap mahal. Jika ada sedikit dukungan pemerintah, biasanya jumlahnya tidak cukup untuk membangun sistem sanitasi.
- politik. Pemerintah-pemerintah lokal mungkin tidak menyiapkan pelayanan bagi pemukiman liar dan kawasan-kawasan miskin. Dan mungkin saja ada aturan yang melarang masyarakat untuk menyiapkan dan membangun toilet dan sistem pembuangan air mereka sendiri.
- kultural. Warga dan pejabat pemerintahan kota seringkali menginginkan WC dengan sistem sentor (flush toilet) dan sistem pembuangan yang mahal, yang mengakibatkan sulit sekali menyepakati alternatif-alternatif yang berkelanjutan dan murah.
Solusi kreatif untuk kota yang lebih sehat
Toilet seperti apa pun, termasuk yang diperkenalkan di dalam panduan ini, dapat dibangun dan digunakan di kota-kota. Dan jika sarana-sarana sanitasi dikombinasikan dengan taman-taman perkebunan kota, pemanfaatan kembali dan daurulang sumberdaya, and serta energi bersih, maka kota-kota bisa menjadi lebih sehat dan tempat yang nyaman untuk hidup. Ketika pemerintah kota bekerja dengan warga untuk menemukan solusi kreatif, hasilnya akan berupa kota yang lebih bersih dan lebih sehat.
Sanitasi untuk masyarakat perkotaan/urban
Belum terlalu lama, Yoff masih merupakan desa perikanan biasa di Afrika Barat, di luar Dakar, ibu kota Senegal. Keluarga-keluarga hidup di kawasan yang saling terhubungkan melalui jalur setapak dan ruang-ruang terbuka. Tetapi, ketika Dakar terus tumbuh dan menelan Yoff, desa ini pun menjadi bagian dari kawasan urban yang sangat besar dengan bandara internasional dan mobil-mobilnya.
Ketika kota terus berkembang, banyak sekali rumah yang memasang toilet sentor (flush toilet) yang terhubung dengan sumur terbuka di mana kotoran ditampung dan membiakkan penyakit. Sementara warga lain yang terlalu miskin untuk membangun toilet, menggunakan kawasan terbuka yang berpasir. Tetapi dengan banyaknya manusia yang hidup berdekatan, situasi ini jelas menjadi masalah kesehatan.
Sebuah komite pengembangan kota berupaya menemukan solusi atas masalah sanitasi. Mereka memulai dengan memperhatikan sumberdaya yang mereka miliki: jaringan komunitas yang kuat, pekerja bangunan yang terampil, dan orang-orang yang punya kesungguhan mempertahankan kehidupan desa. Komite tersebut juga punya gagasan tentang sanitasi ekologis.
Di dalam desa, rumah-rumah dikelompokkan di sekitar area terbuka bersama di mana warga bisa berkumpul dan ngobrol. Setelah berbicara dengan banyak warga, komite membuat rencana untuk memanfaatkannya sebagai area untuk sistim sanitasi yang membuatnya menjadi area yang lebih menarik, bukan tempat yang jelek. Dari pada mempromosikan toilet rumah tangga dan tangki pembuangan bawah tanah, mereka lebih suka mempromosikan sanitasi ekologis.
Komite tersebut juga bekerja sama dengan penduduk untuk membangun toilet-toilet kering yang memisahkan air seni. Setiap set toilet akan dipakai oleh suatu kelompok. Air seni akan mengalir melalui pipa-pipa menuju kawasan tempat rerumputan air tumbuh. Tinjanya, setelah dikeringkan, akan dimanfaatkan untuk memupuk pepohonan. Semuanya ini akan membantu menjaga desa tetap hijau. Pekerja bangunan dan para tukang lokal akan dipekerjakan untuk membangun toilet dan merawat area bersama.
Proyek sanitasi urban ini tidak hanya mencegah munculnya masalahmasalah kesehatan, tetapi juga membantu menyelamatkan cara hidup yang diinginkan warga Yoff.