Hesperian Health Guides

Polusi racun di dalam air

Pada bab ini:

Sektor-sektor industri pertanian, pertambangan, pengeboran minyak, dan banyak industri lain membuang limbah kimia ke sumber-sumber air. Hal ini membuat air tidak aman untuk minum atau dipakai keperluan memasak, untuk mandi, atau untuk irigasi.

Di beberapa tempat, air mungkin terkontaminasi oleh racun-racun yang secara alami ada di bumi, seperti arsenik dan fluorida (unsur alami yang menyebabkan bintik coklat pada gigi dan kerapuhan tulang). Dengan menurunnya air tanah maka resiko keracunan alami meningkat karena racun terkonsentrasi di dalam air yang tersisa.

Racun-racun kimiawi, baik yang berasal dari industri maupun dari dalam bumi sendiri, biasanya tidak terlihat dan sulit diketahui keberadaannya. Pengujian air di laboratorium dapat membantu mendeteksi baik racun-racun alami pun kimiawi dari sektor industri.

Gambar untuk diskusi: Bagaimana cara racun kimiawi masuk ke air?

In a landscape where a stream flows through fields near a factory, people fish and get water as a man sprays pesticide.

EHB Ch5 Page 59-2.png

Pertanyaan untuk diskusi:

  • Menurut pengamatan Anda, dengan cara bagaimana racun kimiawi masuk ke air?
  • Apa yang dapat dilakukan untuk menjaga agar air tidak terpolusi oleh racun?
  • Bagaimana air yang kita minum atau ikan yang kita makan dari air yang demikian ini dapat mengganggu kesehatan manusia?

Mencegah pencemaran racun

Satu-satunya cara untuk menjaga agar air bebas dari bahan kimia beracun adalah dengan mencegah polusi itu dari sumbernya. Jika menurut Anda air yang digunakan sudah terkontaminasi, Anda dapat mengajak komunitas Anda untuk memetakan sumber-sumber air dan mencari sumber masalah air Anda, dan lakukan langkah-langkah untuk menghentikan polusi. Satu-satunya cara untuk mengetahui secara pasti bahan kimia beracun yang mengotori sumber air adalah tes uji coba di sebuah laboratorium.

PENTING! Ingatlah: dengan mengupayakan air yang bersih dari cacing dan kuman tidak berarti bersih dari bahan kimia. Dan menjaga air agar bebas dari bahan kimia tidak berarti air itu bebas dari kuman dan cacing.

Untuk mencegah terjadinya kontaminasi racun kimiawi:

  • Jalan dan jembatan dibangun dengan saluran drainase untuk mengalirkan polusi dari mobil dan truk agar tidak masuk ke aliran air.
  • Menanam pohon-pohon di tepi jalan raya dapat mencegah terjadinya polusi di air karena pohon-pohon akan menyerap sebagian polusi dari udara.
  • Industri harus mengurangi polusi. Pabrik-pabrik dapat mengolah limbahnya, dan perusahaan-perusahaan besar dan kecil dapat menggunakan metode produksi bersih.
  • Pertambangan dan pengeboran minyak seharusnya tidak dilakukan jika hal tersebut membawa resiko pencemaran kualitas air.
  • Para petani harus mengurangi atau membatasi penggunaan pestisida kimia dan pupuk kimia, dan mencegah bahan kimia masuk ke sumber-sumber air. Mereka dapat mengganti bahan kimia dengan cara pengendalian hama secara alami dan menggunakan pupuk alami.
  • Pemerintah dapat membuat dan menegakkan peraturan untuk mencegah polusi air. Baca juga Appendiks B tentang undang-undang internasional mengenai perlindungan air.


Pencegahan polusi racun di dalam air membutuhkan tindakan yang melibatkan masyarakat, pemerintah, dan industri. Untuk informasi lebih jauh mengenai pencegahan dan pengurangan bahaya akibat racun kimia, baca Bab 20.

A village sits across a river from a factory spewing dark smoke.
Arsenik di dalam air “bersih”

Selama berabad-abad, sebagian besar orang di Bangladesh meminum air permukaan yang berasal dari kolam-kolam yang sangat dijaga kebersihannya. Tetapi untuk mandi, dan mencuci piring serta mencuci pakaian mereka memanfaatkan sungai-sungai, selokan, dan sumber-sumber air lainnya yang tidak dilindungi dan dijaga kebersihannya. Air yang demikian seringkali terkontaminasi oleh kuman-kuman yang menimbulkan diare, kolera, hepatitis, dan gangguan kesehatan lainnya. Maka pemerintah bekerjasama dengan lembaga internasional membangun sumur-sumur dangkal di seluruh wilayah negara. Kampanye-kampanye mengenai kesehatan masyarakat mendorong rakyat untuk menggunakan air tanah yang “bersih” dari sumur-sumur daripada menggunakan air permukaan.


Tetapi, sekitar tahun 1983 mulai masuk laporan banyak orang yang keracunan. Banyak orang yang sakit parah seperti kulit melepuh (luka), kanker, kerusakan syaraf, penyakit hati, dan diabetes/kencing manis. Banyak juga orang yang meninggal; tak ada yang tahu apa penyebab penyakit-penyakit ini. Pada tahun 1993, para ilmuwan sepakat bahwa penyebab penyakit-penyakit ini adalah arsenik yang ditemukan dalam air tanah. Sebelumnya, tidak ada yang pernah menguji kadar arsenik di dalam air tanah; namun kemudian ternyata sekitar sebagian dari sumur-sumur itu mengandung arsenik berkadar tinggi.


Bagaimana arsenik bisa masuk ke dalam air? Sebelumnya, secara alami arsenik sudah terkandung di dalam air tanah, namun banyaknya orang yang mengkonsumsi membuat kadarnya semakin tinggi dan mengakibatkan mereka sakit parah.


Teknologi yang sama digunakan di desa-desa untuk mengambil air “bersih” dari dalam tanah juga memungkinkan banyak lahan mendapat pengairan, yang kemudian mengarah pada pengembangan usahatani skala besar dan komersial. Pengambilan air tanah yang terlalu banyak untuk keperluan irigasi ini membuat konsentrasi arsenik (semakin tinggi) di dalam air tanah yang tersisa untuk keperluan minum. Selain itu, penggunaan pupuk kimia (yang kadang-kadang mengandung arsenik) yang meningkat, dan berbagai macam pestisida beracun yang disemprotkan di lahan juga memicu tingginya konsentrasi arsenik. Tragedi keracunan di Bangladesh semakin buruk dengan adanya limbah beracun dari pabrik-pabrik penyamakan kulit dan pabrik lainnya yang juga membuang limbahnya itu ke aliran air.


Sekitar 40.000 orang di Bangladesh sakit akibat keracunan arsenik, sebagian besar korbannya berupa wanita, masyarakat miskin, dan pekerja rumah tangga. Gangguan-gangguan kesehatan yang berkaitan dengan arsenik membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berkembang, dan selama itu akan makin banyak orang yang sakit. Penyediaan air yang lebih aman adalah satu-satunya cara untuk mengatasi masalah kesehatan akibat terlalu banyak meminum arsenik.


Tragedi ini makin lama memburuk tanpa ada penelitian atau pengobatan, karena mereka yang menderita ini adalah sebagian dari masyarakat termiskin di dunia. Andaikan air di ibukota Dhaka juga terkontaminasi (meski nyatanya tidak) atau andaikan penyakit ini terjadi di negara kaya, tindakan tentu akan dilakukan lebih cepat. Peristiwa keracunan di Bangladesh ini menunjukkan betapa bahaya mengancam jika air permukaan dan air tanah terkena polusi. Hal ini juga menunjukkan pentingnya melakukan pengujian laboratorium terhadap sumber-sumber air dan perlunya dilakukan tindakan cepat jika kebersihan air mencurigakan.

Mengeluarkan arsenik dari air minum

Di Bangladesh dibuat saringan sederhana menggunakan paku-paku besi untuk mengeluarkan arsenik dari airl. Alat ini memang mengurangi jumlah kasus keracunan, tetapi tidak menyelesaikan masalah air yang terkontaminasi.


Halaman ini telah diperbarui pada tanggal:17 Nov 2022