Hesperian Health Guides

Bab 18: Limbah padat: Mengubah resiko kesehatan menjadi sebuah sumberdaya

Pada bab ini:

People interact while using a resource recovery center. Limbah padat disebut dengan sampah, sisa buangan, kotoran, dan banyak sebutan lainnya. Limbah padat tidak perlu menyebabkan masalah kesehatan. Barang yang dibuang dapat menjadi sumber penghasilan selain merupakan bahan mentah untuk membuat produk baru. Tetapi jika limbah padat tidak dikumpulkan dengan aman, dipisahkan, digunakan kembali, di daur ulang, atau dibuang dengan aman, itu dapat menimbulkan bau dan menjadi pemandangan yang tidak nyaman, dan dapat pula menimbulkan masalah kesehatan yang serius.

Seringkali kita membuang sesuatu dengan anggapan bahwa ada orang lain yang akan mengurus sampah kita. Seringkali, orang yang paling miskin yang terpaksa hidup di tempat pembuangan sampah, bersama dengan, dan hidup dari sampah yang dibuat oleh anggota masyarakat lainnya. Dan biasanya mereka yang paling miskinlah yang bekerja mengumpulkan, memisahkan, membersihkan dan mendaur ulang sampah menjadi sumberdaya yang berguna (pemanfaatan ulang sumberdaya). Walaupun semua orang sependapat bahwa hal ini penting dan perlu dikerjakan untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan, namun jarang sekali orang yang mengerjakan mendapat imbalan yang baik atau dihargai.

Untuk mengelola sampah sehingga tidak membahayakan orang atau lingkungan, kita perlu mengurangi jumlah sampah yang kita ciptakan dan mengubah apa yang bisa diubah menjadi sesuatu sumberdaya dan materi yang berguna. Semua pihak, terutama industri dan pemerintah, harus bertanggung jawab terhadap limbah-limbah yang dibuat dan berusaha mencegah terjadinya sampah.

Bagaimana Eseng menjadi lebih sehat dan mendapat penghargaan

Setiap hari, Eseng menjelajahi kota Bandung di Indonesia untuk mengumpulkan sampah. Karena rumahnya jauh dari pemukiman kaya yang menghasilkan sampah terbaik, dia menghabiskan waktunya di jalan, pulang pergi memikul karung sampah yang berat.

Setiap malam, Eseng memisahkan sampah untuk dijual ke lapak keesokan harinya. Ada lapak yang membeli pecahan kaca, besi bekas, dan lapak yang lain membeli kertas. Tetapi barang lain yang tidak dibeli menjadi bertumpuk di dalam rumah Eseng. Halaman rumah menjadi kotor dan menjadi tempat pembuangan sampah berbahaya, tetapi tidak ada tempat lain yang dapat digunakannya. Seringkali ia terluka infeksi yang berbulan-bulan kemudian baru sembuh dan membuatnya sulit bekerja. Kadang-kadang ia pun mendapat serangan demam panas dingin malaria karena nyamuk bersarang di ban bekas yang ada di halaman. Walaupun ia seorang pekerja keras, seringkali polisi mengusirnya ketika ia sedang memisahkan sampah di depan toko-toko atau di jalanan.

A man sorts through trash.

Eseng dan beberapa pemulung lainnya memutuskan untuk mengelola sebuah organisasi yang membantu menjual apa yang mereka kumpulkan, dan memberikan manfaat lain bagi pemulung lainnya dengan cara bertukar pengetahuan, saling meminjamkan peralatan dan berbagi informasi. Mereka mengunjungi suatu lembaga setempat yang memperjuangkan hak atas lingkungan dan hak para pekerja, kemudian bersama-sama mereka mencetuskan gagasan untuk membuat program pemanfaatan ulang sumberdaya.

Anggota-anggota organisasi lingkungan menuntut pemerintah kota untuk mendukung pusat pemanfaatan ulang sumberdaya, juga agar polisi serta pemilik toko memperlakukan pemulung secara lebih baik. Pemerintah menyetujui, dan sebuah pusat pengolahan sampah didirikan di mana Eseng dan kawan-kawan dapat memilah sampah yang dikumpulkan. Setiap pemulung diberikan gerobak beroda, untuk memudahkan mereka mengumpulkan dan membawa sampah ke tempat tersebut untuk dipilah atau membawanya langsung ke penadah.

Pusat pemanfaatan ulang sumberdaya membagikan sarung tangan dan sepatu bot untuk melindungi pekerja dari benda tajam dan sampah yang terkontaminasi. Ketika anggota organisasi lingkungan mengetahui bahwa Eseng sedang sakit malaria, mereka menolong Eseng untuk mendapat perawatan dan obat di klinik kesehatan.

Eseng masih bekerja keras mengumpulkan sampah, tetapi kesehatannya sudah membaik dan rumahnya tidak kelihatan seperti tempat pembuangan sampah lagi. Polisi serta pemilik toko menghargai Eseng dan pemulung lebih baik karena mereka membantu membersihkan lingkungan. Di samping itu, kota Bandung dapat membanggakan pusat pemanfaatan ulang sumberdaya dan lingkungan kota mereka yang lebih bersih.


Halaman ini telah diperbarui pada tanggal:05 Jan 2024