Hesperian Health Guides

Membangun rumah yang sehat

Pada bab ini:

Rumah-rumah dirancang dengan memperhitungkan kontribusinya pada lingkungan yang aman dan sehat. Mendirikan rumah di tempat yang dapat memanfaatkan sinar matahari dan naungan dapat membantu untuk pemanasan, pendinginan, penerangan, dan ventilasi. Sangat penting untuk memilih bahan bangunan yang tepat untuk iklim Anda.

Illustration of the below: a home.
Pohon-pohon memberikan naungan dan keindahan.
Atap yang baik harus melindungi rumah dari hujan dan mempunyai kemiringan atau talang untuk menjauhkan air dari dinding dan fondasi.
Penyekat/insulator di dalam dinding dan langit-langit membuat rumah tetap hangat pada cuaca dingin dan dingin pada cuaca panas.
Ventilator di setiap ujung rumah memasukkan udara segar dan mengeluarkan udara kotor, dan mencegah jamur dan busuk.
Genteng transparan di atap memberi jalan masuk sinar matahari.
Sebuah pancuran atap dan talang yang menempel ke atap dapat menangkap air hujan dan mengalirkannya ke dalam tangki air.
Jendela di kedua sisi rumah meningkatkan ventilasi rumah
Kawat jendela mencegah masuknya serangga.
Daun jendela menghalangi sinar matahari, hujan, dan angin, dan membantu menahan panas di dalam rumah.
Pintu yang terbagi dua, atas dan bawah, memberikan ventilasi dan mencegah masuknya binatang.
Teras yang terlindung memberikan ruang tambahan
Pondasi dan panggung membuat rumah stabil dan terlindung dari udara lembab, banjir, dan hama. Selain dengan tangga, panggung dapat dibuat dengan jalan yang landai untuk memudahkan anak-anak, orang tua, dan orang cacat masuk dan keluar rumah.

Memanfaatkan sinar matahari

Saat membangun rumah atau pemukiman, pertimbangkan posisi matahari pada waktu-waktu yang berbeda sepanjang tahun untuk memanfaatkan panas matahari semaksimal mungkin. Pada bulan-bulan panas, matahari terik di atas kepala pada siang hari dan memberikan panas langsung hampir sepanjang hari. Di bulan-bulan dingin, matahari berada lebih rendah di langit, hanya memberi sedikit panas, dan berlalu dengan pola yang berbeda.

Di negara-negara bagian selatan, rumah-rumah akan lebih nyaman bila sebagian besar jendela dan dinding-dinding terpapar menghadap ke utara, ke arah matahari. Di negara-negara bagian utara, sebagian besar jendela dan dinding-dinding terpapar sebaiknya menghadap ke selatan. Aturan umum ini akan membantu semua rumah menangkap dan memanfaatkan panas matahari.

illustration of the below: Arrows show the direction of low sun shining on a home.
illustration of the below: Arrows show the direction of hot sun shining on a home.
Pada musim dingin, matahari yang rendah menyinari dinding-dinding yang tidak terlindungi dan jendela membuat rumah tetap hangat. Pada musim panas, pohon-pohon yang ditanam di samping rumah di mana matahari siang bersinar membuat rumah dingin.

Memilih material supaya hangat

Di tempat-tempat yang dingin, sebagian material bangunan membantu menangkap dan menyimpan panas di dalam rumah. Material yang lebih tebal dapat menyimpan panas lebih baik. Batu, batu bata, dan blok yang dibuat dari lumpur dan jerami dapat menyimpan panas lebih baik daripada kayu atau blok beton yang tidak diisi (misalnya batako). Mengisi blok beton dengan tanah atau beton dapat membantunya menyimpan panas lebih banyak. Bila menggunakan salah satu dari bahan-bahan ini, ketebalan dinding yang terbaik untuk menyimpan panas adalah 10 sampai 12,5 cm.

Arrows show sun shining on the outside wall of a home. Arrows show heat radiating through a home at night.
Ketika matahari menyinari rumah, panasnya terkumpul pada dinding dan lantai. Ketika matahari terbenam dan udara dingin, dinding dan lantai melepaskan panas ke dalam ruangan.
EHB Ch17 Page 379-1.png
Di rumah-rumah kayu, dinding ganda dengan insulator/penyekat di tengahnya berguna untuk menahan panas dan menolak dingin.

Melindungi dari panas dan dingin

Insulator/penyekat adalah bahan yang melindungi dari panas dan dingin. Daripada mempunyai dinding yang tipis dan atap tanpa langit-langit, rumah dengan insulator/penyekat yang baik mempunyai ruang antara dinding dalam dan dinding luar, serta langit-langit di bawah atap. Ruang ini diisi dengan bahan-bahan seperti serbuk gergaji, wool, jerami, gabus, atau karton atau kertas yang direndam dalam larutan borax dan dikeringkan (agar tidak dimakan rayap).
A man plasters a wall.
Dengan menutup retakan di dinding, kemampuan dinding menahan panas dan menolak dingin jauh lebih baik.


Jika Anda tidak dapat membangun rumah berdinding ganda, tutupi dinding bagian dalam dengan kertas, busa, karton, atau bahan sejenis itu.

Atap jerami memberikan insulasi yang baik. Demikian pula lantai dari batu bata dan tanah yang dipadatkan. Untuk mempertahankan panas di dalam atau di luar rumah, tutup semua retakan atau lubang-lubang di sekitar semua jendela dan pintu. Tutup jendela-jendela (dengan awning) agar rumah tetap dingin pada siang hari dan tetap hangat pada malam hari. Jendela-jendela yang terbuka juga akan mengalirkan udara dan menjadi ventilasi yang baik.

Memilih material bangunan

Material yang digunakan untuk membangun sebuah rumah dapat membedakan antara rumah yang tak nyaman dengan rumah yang sehat dan indah. Tetapi bila hutan dan daerah aliran sungai sudah rusak, sumberdaya alami untuk bangunan seperti kayu, jerami, dan bahan tanaman lainnya menghilang. Dan ketika sejumlah besar beton dan bahan-bahan “modern” lainnya tersedia, bahan-bahan tradisionil dan pengetahuan cara menggunakannya pun ikut hilang, atau tidak lagi berharga bagi sebagian orang. Material bangunan yang paling baik adalah:

  • yang datang dari bumi, dan dapat digunakan lagi atau dikembalikan ke tanah ketika umur bangunan sudah lewat.
  • yang dipanen atau diproduksi di tempat, dan sesuai dengan iklim setempat.
  • tidak mengandung bahan kimia berbahaya atau untuk membuatnya tidak diperlukan banyak tenaga.
Para remaja menghasilkan material bangunan yang lebih baik

Young men make bricks and dry them in the sun.

Di lingkungan San Antonio di pinggiran kota Brasilia, ibukota negara Brazil, kebanyakan rumah-rumah dibangun dalam beberapa hari menggunakan bata lempung dan blok beton yang dibeli dari luar wilayah ini. Ada beberapa pemborong bangunan yang ahli tapi tak ada yang punya banyak uang sehingga penduduk membangun rumah-rumah mereka dengan bantuan pekerja yang tidak ahli.

Oleh karena itu, material yang digunakan sering dipersiapkan secara sembarangan, dengan menambahkan air terlalu banyak untuk membuat semen, atau dengan tidak menggunakan besi bertulang.

Rosa Fernandez, seorang arsitek, mengunjungi Santo Antonio dan melihat bagaimana kurangnya keahlian mengakibatkan perencanaan dan pembangunannya buruk. Ia lalu mengatur cara untuk memperbaiki situasi ini. Dengan bantuan dana dari pemerintah, ia melatih sekelompok remaja di Santo Antonio untuk membuat blok dari tanah yang dipadatkan. Ini dibuat dari 2 bagian pasir dan 1 bagian tanah lempung, dengan sedikit semen, dan di padatkan dalam mesin sederhana yang dioperasikan dengan tangan. Setelah para remaja ini mempelajari cara membuat blok, Rosa mengajarkan warga yang lain cara membangun rumah dengan menggunakan blok tanah yang dipadatkan itu. Dengan demikian para remaja itu memulai sebuah usaha dengan membuat dan menjual blok-blok tanah yang dipadatkan.

Sekarang, banyak rumah-rumah baru yang dibangun dengan material bangunan yang lebih aman dan lebih kuat. Uang yang diperoleh dari pembelian blok tetap beredar dalam masyarakat setempat untuk membangun masa depan yang lebih kuat. Dan dengan pelatihan dan praktek yang diterima para remaja, maka Santo Antonia sekarang mempunyai banyak pemborong bangunan yang ahli.

Material bangunan tradisional dan modern

Kebanyakan bangunan tradisional menggunakan kombinasi antara lumpur, pasir, lempung, batu, jerami, kayu, dan bahan-bahan dari tumbuhan seperti bambu, jerami, dan tumbuhan merambat untuk atap dan dinding. Bahan-bahan ini kuat, tersedia di tempat, dan harganya murah atau bahkan gratis. Tetapi bahan-bahan ini juga mempunyai masalah. Dinding yang diplester dengan lumpur dapat tererosi oleh air hujan, atap jerami dapat menjadi rumah bagi hama serangga, dan bangunan yang hanya menggunakan bahan-bahan ini tidak dapat bertahan lama.

Di banyak tempat, bahan-bahan pabrikan seperti blok beton dan atap logam telah menggantikan bahan-bahan tradisional. Orang sering menggunakan beton karena mudah dikerjakan dan rumah dapat dibangun bertahap, artinya bangunan bisa ditambah ketika pemilik mempunyai uang lebih. Bagi sebagian orang, membangun rumah beton melambangkan keberhasilan ekonomi dan gaya hidup modern.

Namun rumah-rumah yang dibangun dengan bahan-bahan pabrik bukanlah yang terbaik bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Seringkali rumah-rumah ini tidak disekat dengan baik untuk menghadapi cuaca dingin. Membuat beton membutuhkan banyak air dan banyak tenaga. Jika betonnya tidak bertulang, bangunan dengan blok beton mudah runtuh oleh gempa bumi. Juga, bahan-bahan ini mahal, dan seringkali hanya tersedia bagi orang-orang yang tinggal di perkotaan.

Saat merencanakan pembangunan rumah, pertimbangkan baik buruknya kualitas berbagai bahan bangunan yang tersedia di pasaran. Hanya karena orang lain membangun rumahnya dengan cara tertentu bukan berarti itu cara terbaik untuk semua orang.

A man speaks to a woman as they look at a picture titled "Pluses and minuses of different houses." One house has a  thatched roof, and has the comments, "Materials are easy cheap to get + Takes more labor and skill - Must be maintained and replaced - Comfortable in wet and dry seasons +." The other home has a metal roof and has the comments, "Materials cost money - Easy to work with + Lasts long time + Too hot and cold."
Mungkin sebaiknya kita membangun rumah dari tanah dengan atap logam?


Cara membuat plesteran tanah alami

A man plasters the wall of a house.
Menutupi rumah dengan plester yang terbuat dari tanah, jerami, atau lumpur akan melindungi rumah dari hujan dan mencegah serangga hidup di retakan-retakan dinding. Plester juga membuat rumah lebih menarik. Yang Anda butuhkan adalah:
1½ bagian lempung air
2½ bagian tanah (saring dengan ayakan 0.6 mm)
1¼ bagian pasir
2 - 3 bagian jerami cacah
  1. Tambahkan pasir dan tanah lempung ke dalam air. Biarkan sebentar sampai lempung dan pasir menyerap air.
  2. Aduk dengan tangan sampai tidak ada gumpalan lagi.
  3. Tambahkan jerami cacah dan aduk lagi sampai tidak ada gumpalan

Jika Anda akan memplester dinding dengan lumpur, basahi dindingnya. Untuk permukaan batako, jerami, atau permukaan lainnya, Anda harus memberi selapis tanah lempung dulu sebelum memplester. Lapiskan plester pada sebagian kecil dinding dengan tangan kemudian haluskan dengan sendok semen. Ketika sudah kering, periksalah. Apakah dinding mudah retak atau hancur saat Anda menekannya dengan jempol? Apakah plesteran dinding mudah pecah bila ditarik, atau mudah rontok ketika disemprot air? Jika dinding retak, tambahkan jerami. Jika hancur, coba tambahkan pasta yang terbuat dari tepung gandum dan air. Jika dinding mudah rontok saat disiram air, tambahkan jerami yang lebih panjang. Jika hasil plesteran Anda tidak mudah hancur, retak atau rontok, teruskan ke bagian dinding yang lain.

Untuk memplester lantai, tambahkan lebih banyak pasir ke dalam campuran ini. Tekan permukaannya untuk menghaluskan dan meratakan sebelum Anda mulai memasang lantai yang baru. Kemudian plester, haluskan, dan biarkan kering beberapa minggu agar nantinya tidak retak. Setelah kering, jika memungkinkan, tutuplah lantai dengan minyak biji rami.

Bangunan tahan gempa

Banyak nyawa hilang setiap tahun karena orang hidup di rumah-rumah yang tidak tahan gempa. Rumah-rumah yang dibangun dengan blok beton tanpa tulang, atau batu bata atau tanah tanpa tulang, dan rumah-rumah tanpa fondasi yang kuat, adalah yang paling peka terhadap gempa bumi. Rumah-rumah yang dibuat dengan bahan-bahan tradisional dan fleksibel, seperti lumpur dan potongan kayu, kayu, atau tiang tanah yang dicampur dengan jerami (disebut “tongkol” jagung), atau ikatan jerami yang ditumpuk dan diikat jadi satu lalu ditutup plester adalah bangunan yang lebih mampu bertahan dari kerusakan akibat gempa.

Memadukan bahan bangunan tradisional dengan metode pembangunan rumah yang lebih baik, seperti fondasi, penahan-bersilang, dan plester tahan air, dapat membuat rumah lebih aman, lebih nyaman, dan terjangkau. Untuk mengurangi resiko kerusakan rumah-rumah dari tanah akibat gempa bumi:

  • Buat bangunan yang kecil, rendah, satu lantai.
  • Jika mungkin, buat dinding berbentuk lengkung, terutama pada sudut-sudutnya.
  • Jika Anda membangun dengan bentuk kotak, perkuat sudut-sudutnya dengan kayu penahan-bersilang. Jika kayu tidak tersedia, Anda dapat menggunakan kawat.
  • Bangun sebuah fondasi di atas tanah yang padat dengan menggunakan adukan semen kapur atau semen dengan pecahan batu bata atau batu-batu besar. Ikat bahan-bahan fondasi jadi satu dengan memasukkan batang kayu, bambu, kawat besi, atau tangkai besi ke dalam campuran.
  • Perkuat kedudukan dinding ke fondasi dengan menggunakan bahan karpet, tongkat kayu, paku, logam, atau kawat besi yang disemen ke fondasi.
  • Gunakan bahan bangunan yang ringan untuk atap (jerami atau seng yang bergelombang).
  • Untuk membuat batu bata atau blok rumah lebih aman, ikat lapisan batu bata atau blok jadi satu. Pasang balok melintang dari satu dinding ke dinding yang lain, dan pasang bingkai penguat mendatar di antara dua balok untuk mencegah bangunan bergerak dari sisi-ke-sisi. Pasang atap di atas balok melintang.
Workers stack straw bales to make walls for a house.
Bahan bangunan yang ringan, seperti ikatan jerami, membuat dinding lebih aman selama gempa bumi, dan membantu menjaga suhu di dalam tetap sejuk.



Halaman ini telah diperbarui pada tanggal:17 Nov 2022