Hesperian Health Guides
Membangun rumah yang sehat
HealthWiki > Panduan masyarakat untuk kesehatan lingkungan > Bab 17: Rumah yang sehat > Membangun rumah yang sehat
Rumah-rumah dirancang dengan memperhitungkan kontribusinya pada lingkungan yang aman dan sehat. Mendirikan rumah di tempat yang dapat memanfaatkan sinar matahari dan naungan dapat membantu untuk pemanasan, pendinginan, penerangan, dan ventilasi. Sangat penting untuk memilih bahan bangunan yang tepat untuk iklim Anda.
Daftar isi
Memanfaatkan sinar matahari
Saat membangun rumah atau pemukiman, pertimbangkan posisi matahari pada waktu-waktu yang berbeda sepanjang tahun untuk memanfaatkan panas matahari semaksimal mungkin. Pada bulan-bulan panas, matahari terik di atas kepala pada siang hari dan memberikan panas langsung hampir sepanjang hari. Di bulan-bulan dingin, matahari berada lebih rendah di langit, hanya memberi sedikit panas, dan berlalu dengan pola yang berbeda.
Di negara-negara bagian selatan, rumah-rumah akan lebih nyaman bila sebagian besar jendela dan dinding-dinding terpapar menghadap ke utara, ke arah matahari. Di negara-negara bagian utara, sebagian besar jendela dan dinding-dinding terpapar sebaiknya menghadap ke selatan. Aturan umum ini akan membantu semua rumah menangkap dan memanfaatkan panas matahari.
Pada musim dingin, matahari yang rendah menyinari dinding-dinding yang tidak terlindungi dan jendela membuat rumah tetap hangat. | Pada musim panas, pohon-pohon yang ditanam di samping rumah di mana matahari siang bersinar membuat rumah dingin. |
Memilih material supaya hangat
Di tempat-tempat yang dingin, sebagian material bangunan membantu menangkap dan menyimpan panas di dalam rumah. Material yang lebih tebal dapat menyimpan panas lebih baik. Batu, batu bata, dan blok yang dibuat dari lumpur dan jerami dapat menyimpan panas lebih baik daripada kayu atau blok beton yang tidak diisi (misalnya batako). Mengisi blok beton dengan tanah atau beton dapat membantunya menyimpan panas lebih banyak. Bila menggunakan salah satu dari bahan-bahan ini, ketebalan dinding yang terbaik untuk menyimpan panas adalah 10 sampai 12,5 cm.
Ketika matahari menyinari rumah, panasnya terkumpul pada dinding dan lantai. | Ketika matahari terbenam dan udara dingin, dinding dan lantai melepaskan panas ke dalam ruangan. |
Melindungi dari panas dan dingin
Dengan menutup retakan di dinding, kemampuan dinding menahan panas dan menolak dingin jauh lebih baik. |
Jika Anda tidak dapat membangun rumah berdinding ganda, tutupi dinding bagian dalam dengan kertas, busa, karton, atau bahan sejenis itu.
Atap jerami memberikan insulasi yang baik. Demikian pula lantai dari batu bata dan tanah yang dipadatkan. Untuk mempertahankan panas di dalam atau di luar rumah, tutup semua retakan atau lubang-lubang di sekitar semua jendela dan pintu. Tutup jendela-jendela (dengan awning) agar rumah tetap dingin pada siang hari dan tetap hangat pada malam hari. Jendela-jendela yang terbuka juga akan mengalirkan udara dan menjadi ventilasi yang baik.
Memilih material bangunan
Material yang digunakan untuk membangun sebuah rumah dapat membedakan antara rumah yang tak nyaman dengan rumah yang sehat dan indah. Tetapi bila hutan dan daerah aliran sungai sudah rusak, sumberdaya alami untuk bangunan seperti kayu, jerami, dan bahan tanaman lainnya menghilang. Dan ketika sejumlah besar beton dan bahan-bahan “modern” lainnya tersedia, bahan-bahan tradisionil dan pengetahuan cara menggunakannya pun ikut hilang, atau tidak lagi berharga bagi sebagian orang. Material bangunan yang paling baik adalah:
- yang datang dari bumi, dan dapat digunakan lagi atau dikembalikan ke tanah ketika umur bangunan sudah lewat.
- yang dipanen atau diproduksi di tempat, dan sesuai dengan iklim setempat.
- tidak mengandung bahan kimia berbahaya atau untuk membuatnya tidak diperlukan banyak tenaga.
Para remaja menghasilkan material bangunan yang lebih baik
Di lingkungan San Antonio di pinggiran kota Brasilia, ibukota negara Brazil, kebanyakan rumah-rumah dibangun dalam beberapa hari menggunakan bata lempung dan blok beton yang dibeli dari luar wilayah ini. Ada beberapa pemborong bangunan yang ahli tapi tak ada yang punya banyak uang sehingga penduduk membangun rumah-rumah mereka dengan bantuan pekerja yang tidak ahli.
Oleh karena itu, material yang digunakan sering dipersiapkan secara sembarangan, dengan menambahkan air terlalu banyak untuk membuat semen, atau dengan tidak menggunakan besi bertulang.
Rosa Fernandez, seorang arsitek, mengunjungi Santo Antonio dan melihat bagaimana kurangnya keahlian mengakibatkan perencanaan dan pembangunannya buruk. Ia lalu mengatur cara untuk memperbaiki situasi ini. Dengan bantuan dana dari pemerintah, ia melatih sekelompok remaja di Santo Antonio untuk membuat blok dari tanah yang dipadatkan. Ini dibuat dari 2 bagian pasir dan 1 bagian tanah lempung, dengan sedikit semen, dan di padatkan dalam mesin sederhana yang dioperasikan dengan tangan. Setelah para remaja ini mempelajari cara membuat blok, Rosa mengajarkan warga yang lain cara membangun rumah dengan menggunakan blok tanah yang dipadatkan itu. Dengan demikian para remaja itu memulai sebuah usaha dengan membuat dan menjual blok-blok tanah yang dipadatkan.
Sekarang, banyak rumah-rumah baru yang dibangun dengan material bangunan yang lebih aman dan lebih kuat. Uang yang diperoleh dari pembelian blok tetap beredar dalam masyarakat setempat untuk membangun masa depan yang lebih kuat. Dan dengan pelatihan dan praktek yang diterima para remaja, maka Santo Antonia sekarang mempunyai banyak pemborong bangunan yang ahli.
Material bangunan tradisional dan modern
Kebanyakan bangunan tradisional menggunakan kombinasi antara lumpur, pasir, lempung, batu, jerami, kayu, dan bahan-bahan dari tumbuhan seperti bambu, jerami, dan tumbuhan merambat untuk atap dan dinding. Bahan-bahan ini kuat, tersedia di tempat, dan harganya murah atau bahkan gratis. Tetapi bahan-bahan ini juga mempunyai masalah. Dinding yang diplester dengan lumpur dapat tererosi oleh air hujan, atap jerami dapat menjadi rumah bagi hama serangga, dan bangunan yang hanya menggunakan bahan-bahan ini tidak dapat bertahan lama.
Di banyak tempat, bahan-bahan pabrikan seperti blok beton dan atap logam telah menggantikan bahan-bahan tradisional. Orang sering menggunakan beton karena mudah dikerjakan dan rumah dapat dibangun bertahap, artinya bangunan bisa ditambah ketika pemilik mempunyai uang lebih. Bagi sebagian orang, membangun rumah beton melambangkan keberhasilan ekonomi dan gaya hidup modern.
Namun rumah-rumah yang dibangun dengan bahan-bahan pabrik bukanlah yang terbaik bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Seringkali rumah-rumah ini tidak disekat dengan baik untuk menghadapi cuaca dingin. Membuat beton membutuhkan banyak air dan banyak tenaga. Jika betonnya tidak bertulang, bangunan dengan blok beton mudah runtuh oleh gempa bumi. Juga, bahan-bahan ini mahal, dan seringkali hanya tersedia bagi orang-orang yang tinggal di perkotaan.
Saat merencanakan pembangunan rumah, pertimbangkan baik buruknya kualitas berbagai bahan bangunan yang tersedia di pasaran. Hanya karena orang lain membangun rumahnya dengan cara tertentu bukan berarti itu cara terbaik untuk semua orang.
Cara membuat plesteran tanah alami
- Tambahkan pasir dan tanah lempung ke dalam air. Biarkan sebentar sampai lempung dan pasir menyerap air.
- Aduk dengan tangan sampai tidak ada gumpalan lagi.
- Tambahkan jerami cacah dan aduk lagi sampai tidak ada gumpalan
Jika Anda akan memplester dinding dengan lumpur, basahi dindingnya. Untuk permukaan batako, jerami, atau permukaan lainnya, Anda harus memberi selapis tanah lempung dulu sebelum memplester. Lapiskan plester pada sebagian kecil dinding dengan tangan kemudian haluskan dengan sendok semen. Ketika sudah kering, periksalah. Apakah dinding mudah retak atau hancur saat Anda menekannya dengan jempol? Apakah plesteran dinding mudah pecah bila ditarik, atau mudah rontok ketika disemprot air? Jika dinding retak, tambahkan jerami. Jika hancur, coba tambahkan pasta yang terbuat dari tepung gandum dan air. Jika dinding mudah rontok saat disiram air, tambahkan jerami yang lebih panjang. Jika hasil plesteran Anda tidak mudah hancur, retak atau rontok, teruskan ke bagian dinding yang lain.
Untuk memplester lantai, tambahkan lebih banyak pasir ke dalam campuran ini. Tekan permukaannya untuk menghaluskan dan meratakan sebelum Anda mulai memasang lantai yang baru. Kemudian plester, haluskan, dan biarkan kering beberapa minggu agar nantinya tidak retak. Setelah kering, jika memungkinkan, tutuplah lantai dengan minyak biji rami.
Bangunan tahan gempa
Banyak nyawa hilang setiap tahun karena orang hidup di rumah-rumah yang tidak tahan gempa. Rumah-rumah yang dibangun dengan blok beton tanpa tulang, atau batu bata atau tanah tanpa tulang, dan rumah-rumah tanpa fondasi yang kuat, adalah yang paling peka terhadap gempa bumi. Rumah-rumah yang dibuat dengan bahan-bahan tradisional dan fleksibel, seperti lumpur dan potongan kayu, kayu, atau tiang tanah yang dicampur dengan jerami (disebut “tongkol” jagung), atau ikatan jerami yang ditumpuk dan diikat jadi satu lalu ditutup plester adalah bangunan yang lebih mampu bertahan dari kerusakan akibat gempa.
Memadukan bahan bangunan tradisional dengan metode pembangunan rumah yang lebih baik, seperti fondasi, penahan-bersilang, dan plester tahan air, dapat membuat rumah lebih aman, lebih nyaman, dan terjangkau. Untuk mengurangi resiko kerusakan rumah-rumah dari tanah akibat gempa bumi:
- Buat bangunan yang kecil, rendah, satu lantai.
- Jika mungkin, buat dinding berbentuk lengkung, terutama pada sudut-sudutnya.
- Jika Anda membangun dengan bentuk kotak, perkuat sudut-sudutnya dengan kayu penahan-bersilang. Jika kayu tidak tersedia, Anda dapat menggunakan kawat.
- Bangun sebuah fondasi di atas tanah yang padat dengan menggunakan adukan semen kapur atau semen dengan pecahan batu bata atau batu-batu besar. Ikat bahan-bahan fondasi jadi satu dengan memasukkan batang kayu, bambu, kawat besi, atau tangkai besi ke dalam campuran.
- Perkuat kedudukan dinding ke fondasi dengan menggunakan bahan karpet, tongkat kayu, paku, logam, atau kawat besi yang disemen ke fondasi.
- Gunakan bahan bangunan yang ringan untuk atap (jerami atau seng yang bergelombang).
- Untuk membuat batu bata atau blok rumah lebih aman, ikat lapisan batu bata atau blok jadi satu. Pasang balok melintang dari satu dinding ke dinding yang lain, dan pasang bingkai penguat mendatar di antara dua balok untuk mencegah bangunan bergerak dari sisi-ke-sisi. Pasang atap di atas balok melintang.
Bahan bangunan yang ringan, seperti ikatan jerami, membuat dinding lebih aman selama gempa bumi, dan membantu menjaga suhu di dalam tetap sejuk. |