Hesperian Health Guides
Meningkatkan ketahanan pangan setempat
HealthWiki > Panduan masyarakat untuk kesehatan lingkungan > Bab 12: Ketahanan pangan warga masyarakat > Meningkatkan ketahanan pangan setempat
Sebagian pemerintah pusat menawarkan subsidi (dana untuk mendukung petani, konsumen makanan, atau keduanya) sebagai suatu cara untuk memperbaiki ketahanan pangan. Jenis-jenis subsidi antara lain dukungan harga untuk membantu petani dengan cara menetapkan harga pasar yang lebih tinggi untuk bahan pangan yang mereka hasilkan, dan pengendalian harga bagi pembeli makanan (konsumen) agar harga-harga makanan pokok terjangkau.
Dukungan pemerintah sering disalahgunakan dengan memberikannya kepada perusahaan-perusahaan pemilik usaha industri pertanian besar atau yang menghasilkan atau mendistribusikan makanan tidak sehat. Bila dukungan pemerintah dikorupsi oleh tekanan dari perusahaan-perusahaan besar, hasilnya seringkali terjadi lebih banyak kasus kelaparan dan kurang gizi.
Tetapi dengan atau tanpa bantuan pemerintah, ada banyak cara yang dapat dilakukan orang untuk meningkatkan ketahanan pangan setempat. Dari menanami sebuah kebun kecil sampai mengelola sebuah pasar bagi para petani, perubahan yang mengarah pada peningkatan ketahanan pangan sering dapat memberi hasil yang cepat dan memotivasi orang untuk berbuat lebih banyak.
Makanan setempat itu menyehatkan, lebih segar, dan mendukung budaya dan ekonomi lokal. |
Program pangan warga membantu mempertahankan budaya bertani dalam masyarakat |
Daftar isi
Proyek-proyek pangan warga
Ketahanan pangan lebih kuat bila makanan dihasilkan dan didistribusi secara lokal. Makanan yang ditanam dilokasi juga akan lebih segar dan karenanya lebih bergizi. Dengan demikian akan membangun ekonomi setempat karena uang berputar ke petani dan pengusaha di daerah tersebut. Dan hal ini membantu membangun hubungan baik antarwarga, membuat kekerabatan lebih kuat dan menjadikan tempat yang lebih sehat untuk didiami. Mengingat warga miskin sering hanya mempunyai sedikit tanah dan beberapa pasar bahan pangan, maka memegang kendali atas produksi dan khususnya distribusi pangan merupakan hal penting bagi mereka.
Cara-cara meningkatkan produksi pangan lokal
Kebanyakan proyek-proyek ini dapat dimulai dengan sedikit tanah dan uang, dan membantu warga mendapatkan lebih banyak makanan segar.
- Kebun keluarga dapat menambah buah dan sayuran sehat dalam menu makan keluarga.
- Kebun sekolah dapat memberikan makanan segar untuk anak-anak dan mengusahakan agar anak-anak tetap bersekolah dengan cara memberikan makanan. Dan mereka mengajarkan anak-anak cara bertani agar pengetahuan penting ini tetap dipertahankan!
- Kebun warga memberikan makanan dan tempat bagi orang untuk berkumpul, meski jika mereka tidak mempunyai lahan. Kebun warga dapat pula membantu orang untuk belajar tentang produksi bahan pangan, mengembangkan ketrampilan, dan memulai usaha baru seperti rumah makan dan pasar. Bahkan kebun yang kecil pun dapat membuat perbedaan besar pada ketahanan pangan.
- Warga pendukung pertanian adalah ketika para petani menjual bahan pangan mereka langsung ke konsumen. Warga membayar kepada petani sebelum tanaman ditanam, dan kemudian menerima buah-buah segar, sayuran dan makanan lain setiap minggu sepanjang musim panen. Dengan membuat investasi ini, konsumen sudah membantu para petani tetap bertahan di lahannya dan tetap dalam usahanya sambil mendapatkan pasokan makanan bergizi yang dapat diandalkan.
- Program penyimpanan benih membantu memastikan bahwa pasokan benih tradisional tersedia. Benih yang bervariasi adalah dasar dari usahatani yang berkelanjutan dan warga masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
Menyediakan makanan sehat dengan harga yang wajar
Saat ini produksi makanan dunia menghasilkan jumlah makanan lebih dari cukup untuk semua orang, namun tetap saja ada orang yang kelaparan. Hal ini terjadi antara lain karena harga-harga bahan makanan seringkali lebih tinggi daripada kemampuan orang untuk membayarnya, dan makanan sehat sering tidak tersedia bagi masyarakat yang paling miskin. Di sini bantuan pemerintah diperlukan untuk memastikan harga-harga yang wajar bagi pembeli dan penjual bahan pangan. Beberapa cara yang dilakukan masyarakat lokal agar makanan sehat tersedia dengan harga yang wajar antara lain:
- Pasar tani (petani langsung menjual pada konsumen) mengurangi biaya transportasi dan tidak memerlukan pedagang perantara sehingga petani mendapat penghasilan lebih dan konsumen membayar lebih murah. Pasar tani juga memungkinkan konsumen bertemu langsung dan berbicara dengan mereka yang menanam makanan mereka. Hal ini membantu petani menjajaki apa yang dibutuhkan konsumen dan juga membantu konsumen mengetahui apa yang dilakukan petani untuk menghasilkan makanan mereka.
- Koperasi bahan pangan adalah pasar yang sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh para pekerja dan mereka yang membeli bahan makanan di sana. Anggota koperasi membayar sebagian dari belanjaannya dengan bekerja di koperasi. Kebanyakan koperasi bahan pangan berusaha membeli dan menjual bahan pangan yang ditanam di daerah tersebut
Penyimpanan bahan pangan yang aman
Penyimpanan bahan pangan yang aman sama pentingnya dengan kemampuan bertani tanaman pangan atau mempunyai akses pada makanan. Kekeringan, badai, banjir, hama, atau penyakit semuanya dapat membuat sebuah keluarga atau komunitas tidak punya cukup makanan dan tidak ada bahan pangan yang bisa dijual. Program penyimpanan bahan pangan warga dapat membantu mengatasi masalah ini. (lihat Penyimpanan hasil panen yang baik dan “ Mengurangi penyakit dari makanan di rumah.”)
Contohnya, di pulau Temotu, Kepulauan Pasifik, angin topan sering merusak tanaman pangan. Untuk meningkatkan ketahanan pangan, warga membangun lubang komunal yang besar untuk menyimpan tape singkong, pisang raja yang belum matang, pisang, dan buah sukun. Setiap orang ikut membuat dan mengisi lubang ini. Ketika tanaman hancur dan orang kelaparan, mereka menggunakan simpanan bahan pangan ini.
Bank pangan adalah tempat di mana makanan dikumpulkan dan diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Bank pangan biasa membantu pada saat krisis kelaparan. Tetapi karena orang akan tergantung pada mereka, maka bank semacam ini bukan jalan keluar yang baik untuk ketahanan pangan jangka panjang.
Pada saat suatu wilayah menderita kelaparan, bantuan pangan dari badanbadan internasional dapat membantu mereka melewati masa krisis. Bantuan pangan adalah jalan keluar jangka pendek bagi ketahanan pangan, dan tidak menyelesaikan kebutuhan jangka panjang bagi kedaulatan pangan.
Sekolah pertanian lapangan tingkat pertama bagi yatim piatu korban HIV/AIDS
Di Mozambik, seperti halnya di banyak negara Afrika, ribuan anak menjadi yatim piatu karena orang tua mereka meninggal akibat penyakit HIV/AIDS. Anak-anak yatim piatu terutama di daerah pedesaan mengalami resiko kekurangan gizi, penyakit, penyiksaan, dan eksploitasi seksual. Setelah kematian orang tua mereka, banyak anakanak yang menjadi kepala keluarga dan harus mencari cara untuk mendapatkan uang, suatu tugas yang sulit di pedesaan yang hanya mempunyai sedikit kesempatan kerja. Meski mereka berasal dari keluarga petani, banyak dari anak-anak ini yang tidak dapat bertani karena orang tua mereka terlalu sakit untuk mewariskan pengetahuan mereka sebelum mereka meninggal dunia.
Dengan bantuan Program Pangan Dunia PBB dan Organisasi Pangan dan Pertanian, Sekolah Pertanian Lapangan Tingkat Pertama dimulai untuk memperhatikan pertumbuhan jumlah anak yatim piatu korban AIDS. Di sekolah ini anak-anak berusia antara 12 dan 18 tahun tinggal dan bekerja bersama, dan belajar tentang usahatani, gizi, tanaman obat, dan ketrampilan hidup lainnya.
Para remaja mempelajari metode pertanian tradisional dan modern, termasuk ketrampilan menyiapkan lahan, menebar benih dan memindahkan bibit, membersihkan gulma, irigasi, pengendalian hama, menggunakan dan memelihara sumberdaya, mengolah tanaman pangan, memanen, dan menyimpan serta memasarkan. Menari dan menyanyi membantu mereka meraih kepercayaan diri dan mengembangkan kemampuan sosial. Teater dan diskusi kelompok dimanfaatkan untuk membicarakan ketrampilan hidup lainnya yang penting, seperti pencegahan HIV/AIDS dan malaria, hak persamaan gender, dan hak-hak anak.
Saat ini ada 28 Sekolah Pertanian Lapangan Tingkat Pertama di Mozambik dan lebih banyak lagi di Kenya, Namibia, Zambia, Swaziland, dan Tanzania. Ribuan anak yatim piatu telah dilatih menjadi petani. Setelah lulus, anak-anak segera memulai ladang kecilnya sendiri dengan uang yang dihasilkan dari penjualan hasil pertaniannya. Seorang pekerja sekolah mengatakan, “Ketika kami memulai sekolah-sekolah ini, anak-anak tidak mempunyai masa depan. Kebanyakan mereka ingin menjadi pengemudi truk karena hanya itulah pilihan yang mereka lihat. Sekarang mereka ingin menjadi guru, ahli pertanian, petani, dan insinyur.”