Hesperian Health Guides

Masalah kesehatan dari limbah perawatan kesehatan

Pada bab ini:

Setiap limbah dapat mendatangkan masalah kesehatan jika tidak dibuang dengan hati-hati. Tetapi, limbah perawatan kesehatan dapat menyebabkan masalah kesehatan tertentu seperti:

  • hepatitis B dan C, tetanus, HIV/AIDS, serta infeksi kulit serius dari jarum suntik bekas dan benda-benda tajam.
  • alergi, iritasi kulit dan mata, asma dan gangguan pernafasan karena menghirup disinfektan, deterjen, obat-obatan, dan bahan-bahan kimia laboratorium.
  • kebal terhadap antibiotik. Jika seseorang sering menggunakan obat-obatan antibiotik, maka ia akan kebal terhadapnya.
  • kanker, gangguan pernafasan, dan penyakit lain dari limbah yang melepaskan bahan-bahan kimia beracun, seperti dioksin, ke lingkungan ketika dibakar.

Yang paling beresiko jatuh sakit dari limbah perawatan kesehatan adalah:

Homes and a woman and boy near a trash heap and a building with a smoking chimney.
A man putting a bottle in a sack at a dump site.
orang-orang yang tinggal di sekitar pembuangan dan pembakaran limbah perawatan kesehatan orang-orang yang mengangkut limbah dari pusat-pusat pelayanan kesehatan dan mereka yang memulung, mendaur ulang, atau menjual limbah tersebut dari tempat sampah dan TPA
A health care worker examines a patient in a ward.
para pekerja dan pasien di pusat-pusat pelayanan kesehatan
Kisah Sangu
Young woman with baby on her back picks up trash.

Sangu lahir di sebuah desa kecil di India. Setelah bertahun-tahun desanya mengalami kekeringan dan gagal panen, ia dan ibu serta adik lelakinya yang masih bayi pindah ke kota demi mengejar kehidupan yang lebih baik. Mereka tinggal dengan kerabat dari ibunya di bukit terjal, tepat di atas tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Anak-anak lain menunjukkan pada Sangu bagaimana memulung barang-barang dari tumpukan sampah agar bisa dijual. Setiap pagi sebelum jam sekolah, gadis kecil ini mengumpulkan sampah dari kaleng, botol, kantong plastik, dan barang-barang lain. Sangu menggunakan uang hasil keringatnya untuk membeli makan siang dan teh panas usai sekolah.

Kehidupan kota yang begitu keras memaksa ibu Sangu harus keluar rumah untuk bekerja seharian penuh. Sangu harus menjaga adik bayinya dan tentu saja ia tidak bisa lagi belajar di sekolah. Setap hari ia harus menyisihkan waktunya memilah-milah tumpukan sampah sambil menggendong adiknya.

Terkadang Sangu menemukan perban dengan bercak darah, jarum-jarum suntik, dan limbah rumah sakit lain tercampur dalam tumpukan sampah. Alas kaki Sangu yang tipis tidak mampu melindungi kakinya dari benda-benda tajam dari tumpukan sampah. Beling dan logam-logam berkarat terkadang melukai kaki dan pergelangan kakinya. Suatu hari, sebuah jarum suntik (syringed needle) menancap di bawah sandalnya dan langsung menembus telapak kaki Sangu. Sesudahnya, Sangu jatuh sakit dengan demam dan rasa capek yang sangat parah, dan tenggorokannya pun sakit dan bengkak.

Beberapa pekan kemudian, Sangu merasa lebih baik. Tetapi, beberapa bulan kemudian ia mulai merasakan sakit lagi. Ia merasa capek setiap saat, demam dan rasa saki di rongga mulutnya, kehilangan selera makan, dan badannya semakin kurus. Ibu dan keluarganya mengkhawatirkan kondisi Sangu, tetapi mereka tidak punya uang untuk pergi ke dokter. Akhirnya, ibu Sangu meminjam uang dari seorang sepupunya dan membawa anaknya ke klinik. Dokter menyimak cerita Sangu, memeriksanya, dan kemudian mengambil darah Sangu untuk diuji.



Hari berikutnya, mereka kembali ke klinik dan dokter memberitahu ibu Sangu bahwa anak kecilnya mengidap HIV. Sangu perlu pengobatan, tetapi keluarganya tidak punya cukup uang untuk merawat Sangu di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan dan perhatian yang memang diperlukan. Dengan perasaaan sangat sedih dan pilu, ibu Sangu membawanya pulang. Sangu ditidurkan di atas ranjang, tetapi keluarganya tahu bahwa ia tidak akan pulih. Beberapa bulan kemudian Sangu meninggal dunia.

Mengapa Sangu meningggal dunia?

Sangu meninggal dunia karena terinfeksi HIV/AIDS setelah menginjak jarum suntik yang tercemar.

Penyakit dan kematiannya disebabkan oleh masalah lingkungan: pembu-angan limbah kesehatan yang buruk; dan masalah sosial berupa kemiskinan.

Apa yang dapat mencegah kematian Sangu?

Woman asks questions.

Karena begitu banyak masalah sosial yang memicu kemiskinan, persoalan ini tidak mudah untuk diselesaikan. Pertanyaan-pertanyaan berikut menunjukkan beberapa masalah terkait:

  • Mengapa Sangu tidak bersekolah?
  • Mengapa Sangu harus memulung sampah untuk mendapatkan uang?
  • Mengapa Sangu tidak punya sepatu yang baik untuk melindungi kakinya?
  • Mengapa Sangu tidak bisa mendapatkan perawatan dan obat?


Alas kaki yang tipis, tidak ada biaya untuk memperoleh obat-obatan dan perawatan, dan keterpaksaan mencari uang, serta gizi buruk dan masalah-masalah lain yang terkait dengan kemiskinan merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas. Menemukan solusi masalah-masalah sosial seperti itu tentu membutuhkan waktu cukup lama.

A woman holding her head sits outside a shack.
Limbah perawatan kesehatan berakibat buruk bagi banyak orang, termasuk mereka yang miskin dan tidak mampu pergi kerumah sakit

Dalam jangka pendek, masalah lingkungan boleh jadi lebih mudah diselesaikan. Kita bisa memulai dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:

  • Mengapa limbah perawatan kesehatan yang berbahaya dicampur dengan sampah lain yang dapat didaur ulang atau dipergunakan kembali?
  • Mengapa begitu banyak limbah berbahaya ditumpuk begitu saja di kawasan terbuka, bukannya dibuang secara aman?


Pengelolaan limbah perawatan kesehatan yang bertanggung jawab dapat memperbaiki kondisi kesehatan setiap orang, khususnya mereka yang karena kemiskinan terpaksa hidup dengan penghasilan dari sampah.



Halaman ini telah diperbarui pada tanggal:17 Nov 2022