Hesperian Health Guides
Sekolah yang baik memenuhi kebutuhan anak-anak tunarungu
HealthWiki > Membantu anak-anak tunarungu > Bab 12: Pendidikan > Sekolah yang baik memenuhi kebutuhan anak-anak tunarungu
Sekolah-sekolah yang merespon berbagai kebutuhan anak-anak tunarungu dapat membuat perbedaan/perubahan yang besar di dalam hidup mereka.
Sekolah dapat bekerjasama dengan pelayanan kesehatan dan rumahsakit untuk memberikan tes pendengaran dan tes mata/penglihatan, dan alat bantu dengar serta kacamata. Mereka dapat membuat sekolah bersedia untuk (tempat) ‘kampanye’ vaksinasi dan memudahkan para orangtua mendapatkan vaksinasi bagi anak-anak mereka. Dan mereka dapat memasukkan nutrisi (gizi) dan sanitasi (kebersihan lingkungan) di dalam mata pelajaran yang mereka ajarkan.
Sekolah dapat menyediakan waktu bagi anak-anak tuli untuk belajar dan bermain dengan anak-anak yang tidak tuli, dan tidak membiarkan anakanak saling mengganggu. Ketika sekolah mengajarkan tentang sejarah dan pentingnya orang-orang tuli dan komunitas orang tuli dapat membantu anak-anak tuli merasa penting dan membangun rasa percaya diri mereka.
Ketika sekolah pertama kali menerima anak-anak yang tunarungu, mereka sering membuat kesalahan, meskipun tujuan mereka baik. Sekolah harus belajar mengenai ketunarunguan, sama seperti anak-anak tunarungu harus belajar mengenai sekolah. Di sini ada kisah satu keluarga yang bersikeras agar anak perempuan mereka mendapat pendidikan dan mengenai perubahan yang dibuat pendidikan itu dalam hidupnya.
Daftar isi
Kisah Oyuna
Ketika Oyuna berumur 7 tahun, dia mulai masuk ke sekolah yang dekat dengan tempat tinggalnya, di sebuah kota kecil di Mongolia, dengan anakanak lain yang sebaya dengannya. Orangtuanya harus berusaha keras untuk meyakinkan sekolah agar mengizinkan anak perempuan mereka masuk sekolah di sana. Kepercayaan tradisional di Mongolia ialah bahwa anak-anak tunarungu itu ‘abnormal’ dan tidak boleh berada bersama anak-anak yang ‘normal’. Orangtuanya merasa sangat beruntung bahwa direktur sekolah itu setuju untuk menerima Oyuna. Namun, meskipun Oyuna sekolah, dia masih tidak mempunyai cara berkomunikasi kecuali beberapa gerakan tangan, menunjuk, dan beberapa bunyi. Gurunya di sekolah itu tidak dapat berkomunikasi dengannya. Tampak jelas bahwa Oyuna tidak belajar. Orangtua Oyuna mulai kehilangan harapan karena sekolah satu-satunya untuk anak-anak tunarungu berada di ibu kota, sangat jauh dari rumah Oyuna.
Lalu seorang tetangga memberitahu mereka mengenai suatu program baru di sekolah lain yang dekat. Seorang guru di sekolah itu, yang anak laki-lakinya sendiri tunarungu, membantu melatih guru-guru lain bahasa isyarat dasar anak-anak tunarungu. Anak-anak yang dapat mendengar dan anak-anak tunarungu semua diajar kata-kata isyarat dan lisan, di kelas yang sama.
Oyuna sekarang pergi ke sekolah baru itu dengan riang setiap pagi. Anak-anak di kelasnya memenangi hadiah dalam pertandingan matematika di antara semua sekolah di kota. Dan Oyuna mendapat hadiah untuk tulisannya yang bagus. Oyuna telah berubah, dari gadis yang sedih, tidak pernah tersenyum, menjadi anak yang riang dan bahagia yang sering membantu anak-anak lain di kelasnya
Sekolah yang baik mempunyai guru-guru yang berkomitmen pada pembelajaran
Kualitas yang paling penting pada seorang guru ialah bahwa dia mengharapkan anak-anak tunarungu dapat berprestasi dengan baik di sekolah dan di dalam kehidupan, dan bahwa dia menyediakan waktu untuk mencari tahu kebutuhan serta kemampuan setiap anak.
Pengalaman menjadi guru yang terbaik
Sebuah sekolah bagi anak tunarungu di Tanzania mempunyai seorang guru yang juga tunarungu.
Meskipun dia tidak mempunyai pendidikan formal sebagai guru, kesabaran dan kreativitasnya membantu memunculkan kemampuan-kemampuan setiap anak. Karena guru tidak dapat mendengar suara mereka, dia meletakkan tangannya di bahu mereka untuk merasakan getaran suara selagi anak-anak belajar bicara. Dia juga menggunakan bahasa isyarat dengan anak-anak, membantu mereka menulis, dan mengajarkan matematika kepada anak-anak dengan menghitung tutup botol.
Kelas itu kecil, jadi guru dapat menyediakan waktu bagi setiap anak Dia belajar mengidentifikasi dan menggunakan kemampuan merekayang terkuat untuk membantu mereka untuk belajar.Banyak orang mengira bahwa seorang guru dengan pendidikan khusus adalah guru yang terbaik bagi anak-anak tunarungu. Hal itu tidak selalu benar. Pendidikan mengenai ketunarunguan tidak secara otomatis menjadikan guru lebih baik. Banyak guru anak tunarungu tidak mempunyai kesempatan untuk mendapat pendidikan di negara mereka sendiri, jadi mereka pergi untuk belajar di tempat-tempat yang sangat berbeda dari masyarakat mereka sendiri. Gagasan-gagasan yang mereka pelajari di negara lain mungkin sulit digunakan atau mungkin tidak cocok sama sekali di sekolah dan masyarakat di tempat asalnya.
Seorang guru yang terlatih untuk mengajar anak-anak tunarungu dapat menjadi nara sumber bagi guru-guru lain. Para guru anak tunarungu dan guru-guru yang berpengalaman mengajar anak-anak yang dapat mendengar dapat saling belajar satu sama lain dan mengandalkan apa yang mereka ketahui. Pembagian pengalaman ini menguntungkan semua anak.
Orang dewasa yang tunarungu membantu anak tunarungu belajar
Orang dewasa tunarungu mungkin adalah guru yang terbaik bagi anakanak tunarungu. Sekolah yang baik melibatkan orang dewasa tunarungu di kelas sebagai guru, penerjemah, dan asisten. Orang dewasa tunarungu mengerti tantangan-tantangan yang dihadapi anak-anak tunarungu. Orang dewasa tunarungu dapat menjadi tokoh teladan bagi anak-anak tunarungu, dan membantu membentuk sikap yang positif mengenai ketunarunguan dan orang tunarungu.
Anak-anak dapat saling membantu belajar
Banyak anak membutuhkan bantuan untuk belajar gagasan-gagasan yang sulit. Anak-anak tunarungu sering memerlukan bantuan ekstra dan perhatian untuk belajar kecakapan seperti membaca dan menulis. Anak-anak, tunarungu dan dapat mendengar, tua dan muda dapat saling membantu mempelajari kecakapankecakapan dan merasa nyaman di sekolah.
Anak-anak dapat mengambil bagian dalam pendidikan mereka sendiri
Seorang guru di sebuah sekolah di Zambia mendorong anak-anak untuk mengekspresikan diri dengan bebas mengenai apa yang mereka ingin pelajari. Guru memperkenalkan ide-ide seperti memungut suara di ruang kelas.
Satu minggu anak-anak memilih untuk belajar mengenai sebab mengapa orang berkelahi dan berperang. Pada minggu yang lain mereka memilih untuk belajar mengenai cuaca dan sebabsebabnya turun hujan selama musim hujan. Setelah berminggu-minggu, banyak anak menjadi lebih berminat pada apa yang mereka pelajari. Mereka berkelakuan lebih baik dan menghadiri sekolah lebihteratur.
Pada akhir tahun pelajaran, anak-anak bahkan berkeliling desa untuk mencari anak-anak lain yang tidak masuk sekolah dan mendorong mereka untuk datang.
Bila anak-anak dilibatkan di dalam pendidikan mereka dan bekerja bersama untuk memecahkan masalah, mereka mendapatkan pendidikan yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka. Mereka merasa yakin mengenai diri mereka sendiri (percaya diri), mengenai apa yang mereka pelajari, dan mengenai kemampuan mereka untuk mengadakan perubahan di dunia!
Dukungan keluarga di sekolah adalah penting
Orangtua dan keluarga mempunyai peran yang utama di dalam pendidikan anak mereka yang tunarungu. Orangtua mempunyai pengalaman yang dapat mereka bagikan dengan sekolah untuk membantu mengajar anakanak tunarungu. Orangtua juga dapat bekerja-sama dengan masyarakat untuk membuat sekolah yang lebih baik bagi anak-anak tunarungu. Sekolah dan kelompok orangtua yang aktif dapat membicarakan kebutuhan pendidikan dan emosional para keluarga yang mempunyai anak-anak tunarungu. Sekolah seperti itu seringkali merupakan sekolah yang lebih baik.
Sementara orangtua Menjadi semakin sadar akan hak anak mereka untuk memperoleh pendidikan dan mampu belajar, mereka sendiri akan mulai membuat tuntutan pada sekolah setempat.