Hesperian Health Guides

Tempat pembuangan akhir (TPA)

Pada bab ini:

A sign on a chain link fence reads,"Town Dump. If you can recycle it or compost it, don't throw it out here!"

TPA merupakan lubang besar di mana dasarnya dilapisi bahan pelindung dan sampah dibenamkan secara berlapis-lapis, lalu dipadatkan agar mengecil dan memadat, dan setelah selesai diisi, bagian atasnya ditutup. TPA dapat mengurangi bahaya yang ditimbulkan dari sampah yang dikumpulkan dan lebih aman dari tempat pembuangan terbuka. Walau demikian, TPA terbaik pun dapat menjadi penuh setelah diisi bertahun-tahun, dan kemungkinan besar akan bocor. Untuk menanggulangi masalah sampah, maka sejak awal kita harus mencegah menciptakan sampah.

Tempat pembuangan terbuka dapat diubah menjadi TPA, atau komunitas dapat membangun TPA yang baru dan memindahkan sampah dari tempat lama. TPA dapat melindungi kesehatan komunitas jika:

  • tempat ini dibangun jauh dari pemukiman.
  • tempat ini ditutup agar tidak menjadi sarang serangga dan hama pembawa penyakit.
  • tempat ini dilapisi dengan tanah liat keras atau plastik untuk melindungi bahan-bahan kimia dan kuman-kuman mencemari air tanah.


Membangun dan mengelola suatu TPA perlu banyak sumberdaya, karena itu seringkali perlu dilaksanakan bersama, membangun kemitraan antara komunitas, pemerintah setempat, dan lembaga lainnya seperti gereja atau suatu perusahaan.

Sebuah TPA dapat menjaga kesehatan masyarakat hanya bila TPA dikelola dengan baik. Pengelolaan yang baik biasanya meliputi pelatihan dan dukungan bagi pekerja TPA, dan bekerja sama dengan pusat-pusat pemanfaatan ulang sumberdaya, lapak-lapak sampah beracun, dan pemerintah daerah setempat.

Memilih lokasi

Langkah pertama dalam merencanakan TPA adalah memilih lokasi. Di kebanyakan tempat, pemerintah menuntut dibuatnya suatu kajian lokasi (pengamatan kondisi lingkungan) sebelum konstruksi. Hal ini meliputi studi tentang jenis tanah dan batuan, jenis tanaman yang tumbuh di lokasi, dan jarak dari sumber-sumber air dan rumah-rumah penduduk. Demi kesehatan dan keamanan, sebuah TPA harus paling tidak berjarak:

  • 150 meter dari tepi pantai
  • 250 meter dari air tawar, seperti sungai, danau atau rawa.
  • 250 meter dari hutan lindung.
  • 500 meter dari rumah-rumah, dari sumur-sumur atau sumber air minum lainnya.
  • 500 meter dari garis lempengan gempa (earthquake fault line).


Dasar lubang pembuangan harus minimal 2 meter di atas batas tertinggi permukaan air tanah.

Membangun TPA

Ukuran sebuah lubang pembuangan akhir tergantung dari jumlah sampah yang akan mengisinya. Bagian dasar semua lubang harus lebih sempit dibanding bagian atasnya agar tidak terjadi longsor. Bentuk ini juga membantu memadatkan sampah karena berat sampah yang di atas akan menekan lapisan di bawahnya.

Sebuah papan pengumuman dipasang di dekat pintu gerbang dengan informasi jam buka TPA sehingga pekerja TPA dapat mudah mengawasi apa yang dibuang, kapan, dan bagaimana membuangnya.

Illustration of the below: A landfill.

Sebuah TPA yang dibangun dengan baik dan lengkap

Alat pemadam api, seperti pasir, tanah, atau sumber air
Tumpukan kompos dengan tutup
Gudang kecil tempat menyimpan peralatan dan baju-baju pekerja
Toilet dan sumber air untuk membilas setelah selesai kerja
Pipa untuk mengalirkan udara
Pagar sekeliling dengan gerbang yang bisa dikunci
Kotak daur ulang
Dinding tanah dengan lereng-lereng untuk menghindari longsor

Materi pelapis terdiri dari 3 bagian:

Atas – 1 meter tanah yang padat
Tengah – ½ meter kerikil
Bawah – paling sedikit 1 meter tanah liat yang dipadatkan

Melapisi lubang

Untuk melindungi air tanah, tempat pembuangan perlu dilindungi pelapis bawah. Pelapis yang baik dapat dibuat dari padatan tanah liat, kerikil dan tanah. Membangun tempat pembuangan di daerah yang memiliki tanah liat akan mempermudah pekerjaan.

Jika ada lapisan pelindung yang lebih baik, seperti beberapa lapis lembaran plastik tebal dan kain terpal akan lebih melindungi tanah, dan sistem pipa serta pompa-pompa dapat dibangun untuk mengeluarkan cairan.

Mengisi tempat pembuangan

Cara mengisi suatu lubang pembuangan tergantung dari jumlah sampah, waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan dan iklim setempat.

Di daerah yang sering hujan dan menghasilkan sedikit sampah, seperti kota yang menjalankan "zero waste" (tanpa sampah), setiap minggu atau setiap bulan Anda dapat menggali lubang dilapisi tanah liat dan kerikil (dengan lapisan lebih tipis dibanding lubang besar). Seseorang dapat ditunjuk dan diberi tanggung jawab untuk mengangkut sampah, mengisi lubang, memadatkan sampah, dan menutupnya dengan tanah. Mengubur sampah sedikit demi sedikit dapat mencegah air menggenang di dalam lubang.

Untuk masyarakat dengan jumlah sampah yang lebih besar, lebih mudah jika menggali lubang besar. Pekerja TPA akan mengisi lubang saat sampah baru datang. Setiap lapisan dipadatkan rata, dan ditutup dengan daun-daun lebar (seperti daun pisang, palem, palem kipas) dan lapisan tanah, atau campuran tanah, abu dan pasir. Cara ini akan mencegah bau tidak sedap dan menghentikan perkembangbiakan serangga. Membuat atap besar di atas TPA akan mencegah masuknya air hujan.

Menutup TPA

Setelah TPA terisi penuh, harus ditutup dengan lapisan tanah paling sedikit setebal 90 cm. Kembang liar atau rumput dapat ditanam di situ, tetapi bukan tanaman yang dapat dimakan, seperti sayur atau pohon buah. Lebih baik tidak menggembalakan ternak, sampai seluruh TPA tertutup oleh tanaman.

A dog chases a rabbit through a meadow.
Setelah lahan bekas TPA yang dikelola dengan baik ditumbuhi tanaman seluruhnya, tempat itu bisa menjadi daerah hijau yang nyaman.

Masalah yang dihadapi TPA

Lubang tempat pembuangan sampah tertutup dapat dikelola dengan aman tanpa menimbulkan banyak masalah, kecuali jika sampah cair dan gas methane dari sampah mengumpul di lubang pembuangan.

Rembesan cairan (leachate)

Air hujan yang masuk ke dalam TPA dapat menyebabkan bau yang tidak sedap dan merembeskan racun-racun dari sampah ke air tanah. Oleh karena itu penting sekali untuk melapisi TPA sebaik mungkin dan tidak membangunnya dekat dengan aliran sungai, selokan atau danau.

Cara terbaik untuk menghindari terbentuknya cairan adalah dengan menutup TPA dengan atap atau kain kanvas atau plastik sebelum ditutup selamanya.

Gas berbahaya

Dalam TPA berisi sampah campuran, bakteri dapat berkembang dan membentuk gas methane yang dapat menyebabkan terjadinya ledakan atau kebakaran jika tidak dikelola dengan baik, di samping juga berkontribusi pada pemanasan global. Di banyak tempat, gas methane dikumpulkan dan digunakan untuk pembangkit listrik. Jika Anda tidak mempunyai sumberdaya untuk memanfaatkannya, buatkan lubang ventilasi agar gas methane dapat keluar dari timbunan.

EHB Ch18 Page 415-1-a.png
Ventilasi gas di tempat pembuangan

Ventilasi yang sederhana terdiri dari cerobong terbuat dari batu-batu kecil yang dibentuk bundar atau memanjang dengan kawat-kawat, atau Anda dapat menggunakan drum-drum ukuran 200 liter yang dasarnya dibuang. Bagian atas cerobong selalu dinaikkan sejalan dengan makin tingginya tumpukkan. Jumlah ventilasi yang diperlukan tergantung dari ukuran lubang dan jenis sampah yang mengisinya.

TPA yang sudah ditutup dan tidak digunakan lagi yang ditanami rumput atau tanaman lainnya masih dapat melepaskan gas methane. Jika ada kantung-kantung rumput yang mati, terutama jika berbentuk bulat, ini merupakan tanda adanya gas yang terlepas dari TPA. Pasang tanda untuk melarang orang mendekati lahan bekas TPA ini paling tidak pada jarak 10 meter dari daerah tersebut, karena ledakannya dapat menimbulkan kecelakaan. Orang ahli yang terlatih harus memeriksa tempat pembuangan tersebut guna menentukan cara terbaik untuk mencegah terjadinya ledakan.



Halaman ini telah diperbarui pada tanggal:17 Nov 2022