Hesperian Health Guides

Menjelajah lingkungan mengamati limbah

Pada bab ini:

Menjelajahi lingkungan sambil mengamati limbah dapat memberi kesempatan kepada warga untuk melihat dan membicarakan masalah-masalah sampah. Warga dapat menyampaikan apa yang dikuatirkan dan harapan-harapan yang menyangkut komunitas yang bersih dan sehat. Sebelum dan sesudah penjelajahan bersama, warga dalam kelompok dapat membicarakan langkah-langkah yang perlu diambil untuk membersihkan lingkungan dan merencanakan pemanfaatan ulang sumberdaya.


Mengorganisasi suatu penjelajahan lingkungan mengamati limbah

  1. Undang para warga untuk berpartisipasi dalam penjelajahan

    Untuk membuat suatu penjelajahan yang efektif, selain warga setempat yang diundang, perlu juga mengundang orang yang mengelola sampah (pemulung) dan orang yang punya kekuasaan untuk mengubah cara sampah dikumpulkan, diangkut dan dikelola. Termasuk:

    • perkerja industri kecil
    • lapak barang bekas dan pengangkut sampah
    • pembeli barang bekas yang mengumpulkan atau membeli langsung dari rumah-rumah atau tempat usaha
    • pemulung yang memilah barang dari tumpukan sampah atau dari sampah di pinggir jalan.
    • wakil pemerintah yang dapat mendukung suatu gerakan kebersihan yang dilakukan oleh masyarakat
  2. Mengadakan pertemuan sebelum penjelajahan

    Di dalam pertemuan penting untuk membicarakan tujuan-tujuan mengapa penjelajahan ini diadakan, apa yang harus diamati, dan apa yang diharapkan setiap orang dari penjelajahan ini. Akan sangat membantu jika kita tahu motivasi setiap orang mengikuti kegiatan ini. Sebagian orang mungkin mendapat penghasilan dengan mengumpulkan sumberdaya yang dibuang orang lain. Sebagian lainnya mungkin ingin memperbaiki kesehatan dan keselarasan komunitas.

  3. People talk as they gather outside a small store.
    Tigapuluh tahun yang lalu kita menanam semua makanan yang kita makan, sekarang kebanyakan makanan kita dibeli dari toko.
    Semuanya dibungkus dengan plastik yang plastiknya lalu kita buang di jalan-jalan
    Sekarang banyak sampah dimana-mana!
  4. Rencanakan penjelajahan

    Tetapkan rute perjalanan yang akan ditempuh dan bersama-sama membuat daftar, hal-hal yang perlu diamati, seperti:

    • sampah menyumbat saluran drainase dan selokan, aliran air lainnya dan jalanan.
    • kotoran manusia dan khewan di jalanan dan di aliran air.
    • sampah beracun.
    • khewan yang mencari makan dari timbunan sampah.

    Minta pada warga yang sudah tua untuk menggambarkan komunitas tersebut 20 atau 30 tahun yang lalu. Apakah ada lebih banyak atau lebih sedikit jenis sampah tertentu? Apa yang dilakukan warga dengan sampah mereka diwaktu yang lalu? Pikirkan hal-hal tersebut selama penjelajahan.

  5. Jalan dan jelajah!!

    Bentuk beberapa kelompok kecil untuk menjelajahi bagian komunitas yang berbeda. Karena setiap kelompok akan mengamati masalah yang berbeda, Anda bisa membentuk kelompok beranggotakan hanya laki-laki terpisah dari kelompok perempuan, atau kelompok remaja terpisah dari orang-orang dewasa. Atau kelompok-kelompok bisa dibentuk dengan siapa saja sebagai anggota.

    Amati lokasi sampah terkumpul dan cara-cara yang paling sering digunakan untuk membuang sampah. Apakah ada tong sampah umum? Apakah warga membakar sampah atau menimbun di tempat terbuka? Dibawa ke TPA atau ke insinerator? Apakah ada barang yang dimanfaatkan kembali atau di daur ulang, seperti botol kaca atau koran-koran? Bagaimana dengan limbah dari usaha-usaha?

    Minta seorang dari setiap kelompok untuk membuat daftar atau membuat gambar berbagai masalah yang ditemukan ketika berjalan, termasuk sampah jenis apa yang Anda lihat.

  6. Health workers talk with 2 women on their doorstep, beside their buckets of trash.
  7. Amati sampah di rumah para warga. Berapa banyak dan apa saja yang dibuang?

    Sebagai bagian dari penjelajahan, pergilah ke salah satu warga yang bersedia dikunjungi untuk melihat apa saja jenis sampahnya dan sumberdaya apa yang tersedia. Tuang isi dari tong sampah rumah itu ke halaman belakang. Pilah menjadi 5 macam timbunan:

    • sisa makanan dan sampah organik basah lainnya
    • plastik-plastik
    • kertas
    • logan
    • sampah lainnya

    Timbunan mana yang paling besar dan mana yang paling kecil? Apa yang dilakukan untuk setiap macam sampah? Apa yang bisa dilakukan selain membuangnya sebagai sampah? Ambil sampah-sampah dari beberapa rumah tangga dan bicarakan dalam kelompok besar setelah selesai menjelajah.

    Jangan lupa untuk mengembalikan sisa-sisa lainnya ke tong sampah!

  8. Berkumpul kembali untuk mendiskusikan apa yang diamati

    Setelah selesai, pada hari yang sama (atau keesokan harinya), kumpulkan kembali semua kelompok untuk mendiskusikan apa yang sudah dipelajari.

    Setiap orang diminta untuk menceritakan apa yang diamati selama penjelajahan. Minta setiap orang memperlihatkan sepotong sampah rumah tangga dan tanyakan apakah ia melihat sampah yang sama di tempat lain dalam komunitas tersebut yang dapat menimbulkan masalah kesehatan atau sampah tadi digunakan kembali dan didaur ulang? Adakah gagasan-gagasan yang lebih baik tentang pembuangan sampah yang sudah digunakan oleh keluarga-keluarga di sekitar tempat itu?

  9. Buat daftar penyebab dan dampak dari masalah-masalah yang ada.

    Women talk as they look at a chalkboard labelled "Trash Walk. Causes: no composting. Burning trash. Lots of bottles and cans. Problems: bad smells and smoke. Trash piles. Health effects: coughing. Children sicker with asthma. Polluted water.
    Sejak dibukanya pasar swalayan yang baru, semua yang mereka jual dibungkus plastik. Hal ini harus dikategorikan juga sebagai ‘penyebab’ dalam daftar.

    Seorang fasilitator dapat menulis masalah-masalah yang dikemukakan warga di papan tulis atau pada kertas lebar. Minta setiap warga untuk memikirkan penyebab dari masalah sampah komunitas dan tuliskan dalam sebuah kolom disamping kolom daftar masalah. Kemudian tanyakan bagaimana setiap masalah dapat membawa dampak bagi kesehatan komunitas. Tulis atau gambarkan dampak kesehatan lainnya yang berkaitan dengan setiap masalah pada kolom yang lain.

  10. Rencanakan langkah selanjutnya

    Minta pada warga dalam kelompok untuk mengkaji masalah-masalah dan mencari solusi berupa tindakan yang dapat mereka lakukan untuk mengatasinya. Langkah-langkah berikutnya dapat dimulai dengan memikirkan cara-cara yang dapat dilakukan guna mengurangi dampak dari suatu masalah terhadap kesehatan, atau usahakan untuk menyingkirkan masalah itu secara keseluruhan. Ajukan pertanyaan seperti:

    • Bagaimana cara setiap rumah tangga mengurangi sampah yang dihasilkan?
    • Bagaimana kita menganjurkan pembuatan kompos dan pemilahan sampah?
    • Apakah suatu kelompok komunitas atau usaha dapat dibentuk untuk mengumpulkan sampah dan memanfaatkan kembali barang-barang?
    • Adakah lahan untuk membuat lokasi kompos atau pusat pemanfaatan ulang sumberdaya?
    • Dimana ada pusat usaha daur ulang?
    • Bagaimana pemerintah setempat, pemimpin masyarakat, pabrik-pabrik, dan usaha-usaha masing-masing bertanggung jawab memecahkan masalah yang disebabkan oleh sampah?

Mengubah paradigma

Pengelolaan limbah padat di Indonesia menjadi masalah besar setelah karena Pengangkutan sampah Dinas Kebersihan yang dikelola pemerintah Indonesia hanya dapat menampung 30 sampai 40 % limbah padat yang sebagian besar berasal dari pemukiman masyarakat berpenghasilan tinggi. Masyarakat yang tidak mampu harus berjuang mengelola sampah mereka sendiri. Hal ini sering menimbulkan bencana tragis. Pada tahun 2000, suatu TPA terbuka di Bandung setinggi 60 meter runtuh, mengakibatkan tanah longsor yang menimbun 2 desa di Bandung. Bencana ini menewaskan 140 orang dan sekian banyak cedera. Disamping itu banyak warga punya kebiasaan membakar sampah. Hal ini dapat menyebarkan bahan beracun berbahaya serta meningkatkan polusi udara.

People bring their trash to a municipal collection truck.

Pelayanan sanitasi juga tidak memadai. Kebanyakan limbah cair dari pemukiman miskin tidak dikelola. Limbah cair dari pabrik tahu, tempat pemotongan ayam dan tempat pembuangan liar masuk ke sungai dan aliran DAS, mencemari sumber air bersama. Kondisi ini sangat rawan dan mengundang berbagai penyakit menular seperti deman berdarah dengue.

Ketika Ibu Yuyun Ismawati melihat masalah limbah padat dan cair yang meningkat di tempat tinggalnya di Denpasar, ia tergerak untuk mencari solusi dengan pengelolaan secara terpadu. Pada tahun 1996, ia mendirikan PT Jimbaran Lestari, perusahaan layanan pengangkutan dan pengelolaan sampah yang dimiliki dan dikelola oleh para pemulung. Ia mendampingi para pemulung dan mengajak hotel-hotel untuk menjalani konsep pengelolaan terpadu yang menekankan penggunaan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle).

Selanjutnya, ia mendirikan Yayasan Bali Fokus pada tahun 2000 guna membantu Pemerintah Kota Denpasar untuk mengembangkan kegiatan sanitasi berbasis masyarakat (lihat halaman 107) untuk pemukiman desa-desa kumuh. Program ini bertujuan mengolah limbah cair rumah tangga, di samping pengelolaan limbah pabrik tahu dan tempe, serta kotoran ternak untuk dijadikan biogas. Banyak tantangan yang dihadapi selama menjalankan kampanye pengelolaan sampah. Masyarakat terbiasa dilayani dan tidak memiliki rasa tanggung jawab dalam mengatasi masalah sampah mereka sendiri. Merubah paradigma masyarakat dan pemerintah daerah terkait dalam urusan pengelolaan sampah adalah tantangan yang cukup berat.

Setelah bekerja lebih dari sepuluh tahun dengan masyarakat di Bali dan lebih dari 200 kota lainnya di Indonesia, Ibu Yuyun mendapat penghargaan lingkungan Goldman 2009. Suatu penghargaan internasional di bidang lingkungan atas jasa-jasa dan perjuangannya mengembangkan solusi SANIMAS dan sistim pengolahan limbah padat. Kegiatan-kegiatan yang diciptakan memberi peluang kerja bagi warga berpenghasilan rendah dan memberdayakan warga untuk memperbaiki kualitas lingkungan. Bersama sejumlah aktivis, ia juga mengembangkan Indonesia Toxics-Free Network (ITFN) yang di antaranya menyoroti perhatian pemerintah yang kurang terhadap isu-isu limbah berbahaya dan beracun berikut dampak publiknya.


Halaman ini telah diperbarui pada tanggal:17 Nov 2022