Hesperian Health Guides
Pemanfaatan hutan yang berkelanjutan
HealthWiki > Panduan masyarakat untuk kesehatan lingkungan > Bab 10: Hutan > Pemanfaatan hutan yang berkelanjutan
Pengelolaan hutan yang berkelanjutan berarti memanfaatkan dan memelihara hutan sedemikian rupa agar kebutuhan sehari-hari terpenuhi sambil menjaga hutan untuk masa depan. Metode berkelanjutan ini tidak sama di semua tempat. Setiap warga masyarakat harus mencari metode yang terbaik untuk mereka dan untuk hutannya.
Membuat rencana pengelolaan hutan yang berkelanjutan akan membantu masyarakat untuk menentukan bagaimana sebaiknya memanfaatkan hutan mereka dan membantu agar dapat bertahan dari ancaman kerusakan hutan oleh sektor industri atau pemerintah. Kadang kala Anda dapat memperoleh harga yang lebih baik untuk hasil hutan jika Anda dapat memperlihatkan bahwa hasil hutan itu dihasilkan secara berkelanjutan. Tapi bagian terpenting dari rencana pengelolaan hutan yang berkelanjutan adalah membantu masyarakat setempat bersatu untuk menggunakan dan melindungi hutan.
Beberapa cara untuk menggunakan sekaligus melindungi hutan adalah:
- Penjarangan tanaman merambat, tanaman pangan, dan pohon-pohon memungkinkan matahari masuk lebih banyak ke dalam hutan sehingga tanaman yang Anda inginkan dapat tumbuh.
- Penanaman peremajaan berarti penanaman pohon baru di bawah pohon yang lebih tua atau di sepetak tempat terbuka. Hal ini dilakukan untuk pohon-pohon yang tidak dapat meremajakan diri sendiri.
- Penanaman kembali setelah penebangan adalah suatu cara untuk memastikan adanya pohon baru dan benih baru untuk menggantikan yang sudah ditebang.
- Pembakaran terkendali dapat mengurangi semak yang tumbuh di bawah pohon. Pembakaran dapat membunuh hama yang dapat merusak tanaman dan hasil pembakaran akan menjadi unsur hara bagi tanah. Pembakaran terkendali membutuhkan perencanaan yang matang karena api dapat dengan mudah menjalar tak terkendali.
- Tebang pilih artinya hanya menebang beberapa pohon saja dan membiarkan pohon-pohon muda dan pohon tua yang masih sehat untuk menahan tanah dan menghasilkan benih untuk masa depan.
- Mengumpulkan dan menjual hasil hutan non-kayu dan bukan menjual kayunya merupakan cara memelihara hutan sambil juga menghasilkan uang.
- Membayar penggembala agar tak ada ternak yang merumput di hutan, dan membayar petani agar tidak menebang pohon yang ada di sebagian dari lahan mereka untuk memperoleh hutan yang sehat dan mencegah konflik.
- Melestarikan koridor khewan liar (areal yang menghubungkan hutan atau lahan belantara) untuk tempat hidup khewan liar dan tempat mereka berpindah melewati suatu daerah.
- Menanami daerah hijau, sewilayah kecil pepohonan di tempat-tempat yang kebanyakan pohonnya sudah ditebang, atau di tempat yang hutannya sama sekali sudah habis, merupakan cara untuk memperbaiki tanah, air, dan udara bahkan di kota-kota padat penduduk.
- Mendukung peremajaan hutan secara alami dengan membatasi penggunaan wilayah di mana sudah terlalu banyak pohon yang ditebang untuk membantu pemulihan hutan.
- Menggunakan khewan untuk memindahkan kayu-kayu gelondongan akan mengurangi kerusakan hutan dibanding menggunakan buldoser atau peralatan berat lainnya.
- Memangkas batang-batang dan cabang-cabang dari pohon yang tumbang sebelum membawanya keluar dari hutan akan mengurangi kerusakan pada pohon-pohon lainnya ketika pohon diangkut keluar. Batang-batang dan cabang-cabang yang membusuk akan menyuburkan tanah.
- Ekoturisme menghasilkan uang dengan cara memperlihatkan keindahan alami suatu hutan kepada pengunjung tanpa perlu menebang pohon atau merusak lingkungan.
Ada banyak cara pemanfaatan hutan yang membuat hutan tetap terjaga untuk masa depan. |
Daftar isi
Menggali pengetahuan semua orang, peduli pada kebutuhan semua orang
Kegiatan ini membantu warga mempertimbangan cara menggunakan dan memelihara sumberdaya hutan dengan cara yang menguntungan semua orang. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh paling banyak 25 orang yang dibagi dalam 3 kelompok kecil. Yang penting adalah melibatkan mereka yang akan terpengaruh oleh keputusan yang akan dibuat mengenai pemanfaatan hutan.
Waktu: 3 sampai 6 jam (atau selama lebih dari satu sesi, selama Anda menyimpan petanya)
Bahan: Bolpen, pinsil, kertas catatan, 3 lembar kertas besar bergambarkan peta daerah Anda, dan isolasi. Peta dapat dibuat secara kasar asal peserta dapat mengenali apa yang ingin mereka perlihatkan.
- Berikan 1 peta kepada setiap kelompok. Minta setiap orang untuk membuat gambar apa yang mereka lakukan di hutan (mengambil kayu bakar, menggembalakan sapi, mengambil buah dan tanaman, berburu, dst.) di kertas catatan.
- Di dalam kelompoknya, masing-masing peserta menceritakan apa yang mereka gambar dan kepentingan masing-masing. Satu atau dua orang kemudian menggambarkannya di peta besar untuk memperlihatkan di mana dan bagaimana setiap peserta memanfaatkan hutan.
- Kumpulkan semua kelompok untuk berdiskusi mengenai apa yang digambarkan di peta. Apakah ada wilayah di dalam hutan yang lebih banyak digunakan daripada wilayah hutan lainnya? Adakah para lelaki, perempuan, anakanak dan orang tua yang memanfaatkan hutan dengan cara lain? Apakah ada hal diluar dugaan dalam cara memanfaatkan hutan?
- Fasilitator memimpin diskusi mengenai kesehatan hutan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti ini: Apakah hutan memberikan sumberdaya yang sama seperti dulu? Apakah jumlah burung-burung, khewan, dan tanaman saat ini berkurang dibanding sebelumnya? Apakah ada tempat-tempat yang semua pohonnya sudah ditebang? Bagaimana keadaan tempat-tempat itu sekarang?
- Minta 1 atau 2 orang dari masing-masing kelompok untuk menandai peta mereka dengan menggunakan warna atau simbol yang berbeda untuk memperlihatkan tempat-tempat di mana wilayah hutan yang sehat, rusak, atau musnah.
- Pikirkan tentang wilayah lainnya di dalam hutan dan diskusikan perubahan apa yang ingin dilihat orang. Gambarkan atau tuliskanlah di peta. beberapa pertanyaan yang dapat membantu mengarahkan sebuah diskusi.
Membuat rencana pengelolaan hutan
Setelah melakukan kegiatan sebelumnya, pertimbangkan pertanyaan-pertanyaan ini:
- Apa manfaat dan sumberdaya yang diberikan hutan kepada kita? Pohon, tanaman pangan dan khewan apa yang dimanfaatkan? Berapa banyak yang digunakan pada setiap musim? Apakah ada wilayah di dalam hutan yang sumberdayanya mulai langka atau sudah musnah?
- Bagaimana kita mempertahankan hutan? Apakah warga masyarakat menanam pohon, menjaga wilayah tertentu, atau mempunyai cara lain agar hutan tetap lestari?
- Adakah wilayah hutan yang harus dilindungi dan tidak dimanfaatkan? Bagaimana hal itu akan mempengaruhi kehidupan mereka yang menggunakan wilayah hutan itu?
- Apakah metode yang berkelanjutan perlu diterapkan di wilayah tertentu? Pengetahuan apa yang dimiliki warga mengenai pemeliharaan hutan yang dapat membantu perubahan ini?
- Ketrampilan apa yang kita perlukan untuk keberhasilan pengelolaan hutan yang berkelanjutan? Jika kita tidak mempunyai ketrampilan, dapatkah kita pelajari? Apakah kita perlu mengandalkan lembaga lain? Bagaimana kita bisa membentuk kerjasama yang kuat dengan lembaga-lembaga yang kita percaya untuk membantu meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan?
- Apakah warga masyarakat kita dapat terus menjaga proyek kehutanan kita? Komunitas yang bisa mengkordinasi dengan baik dan menyuarakan pesan kuat dan jelas kepada pihak luar mengenai apa yang mereka inginkan biasanya menerima manfaat yang lebih besar dari proyek hutan yang berkelanjutan.
- Bagaimana kita dapat membawa produk kita ke pasaran? Seringkali lebih mahal membawa produk ke pasar nasional atau internasional daripada menjualnya di pasar lokal. Harga lokal lebih rendah, tetapi biaya penjualan juga lebih rendah.
- Berapa harga hasil hutan kita? Jika Anda ragu apakah Anda mendapat harga yang pantas atau tidak, Anda dapat menghubungi beberapa lembaga perdagangan.
- Perubahan apa yang akan terjadi akibat rencana baru ini? Apakah rencana pengelolaan yang baru akan membatasi kemampuan warga dalam memanfaatkan hutan? Sebagai gantinya, bagaimana warga akan membantu mereka?
Kemitraan untuk melindungi hutan
Membangun kemitraan dengan sebanyak mungkin kelompok yang mendapat manfaat dari hutan akan menjamin hutan digunakan dengan cara yang memenuhi kebutuhan semua orang. Kemitraan dengan orang di luar daerah setempat dapat pula membantu melindungi hak-hak Anda.
Bekerja sama untuk melindungi hutan basah Amazon
Warga Amazanga tidak selalu berdiam di tempat mereka tinggal sekarang. Tumpahan minyak memaksa anggota suku Quichua ini pindah dari lahan tradisional mereka di Amazon. Ketika rumah baru mereka terancam oleh penebangan hutan dan industri pertanian, penduduk desa sepakat untuk mengelola lahan mereka sesuai tradisi kegiatan masyarakat – berburu, memancing, dan mengumpulkan tanaman untuk makan dan obat-obatan – yang merupakan cara terbaik untuk melindungi lahan mereka.
Tetapi cara tradisional ini membutuhkan lahan yang lebih luas dari yang mereka punya. Amazanga meminta agar pemerintah memberikan mereka wilayah agar mereka dapat hidup seperti cara nenek moyang mereka dulu. “Kami tidak dapat hidup dari sebidang lahan yang besarnya seperti sepotong roti,” kata mereka. “Kita bicara soal wilayah dan hak untuk hidup dengan baik dari hutan.” Ketika pemerintah mengabaikan permintaan ini, mereka mengajukan bantuan kepada kelompok lingkungan internasional untuk membeli kembali lahan nenek moyang mereka.
Penduduk desa mengundang mitra internasionalnya untuk memotret dan membuat video tentang cara-cara tradisional mereka dalam memanfaatkan hutan, dan agar memperlihatkannya kepada orang-orang di negara asal mitra tersebut. Beberapa tahun kemudian Amazanga berhasil mengumpulkan cukup uang untuk membeli hampir 2000 hektar hutan.
Namun pembelian lahan sebanyak ini memancing kecurigaan di tengah anggota suku Shuar yang tinggal di dekatnya. Ketika suku Shuar menuntut kepemilikan atas lahan yang sama, rakyat Amazanga menyadari mereka telah membuat kesalahan. Mereka telah membangun kemitraan dengan organisasi internasional namun gagal membuat kesepakatan dengan tetangganya! Suku Shuar sangat marah dan mengancam dengan kekerasan. Setelah dilakukan beberapa kali pertemuan, warga Amazanga dan Shuar sepakat untuk berbagi hutan menurut aturan pembagian. Karena suku Quichua dan Shuar mempunyai pemahaman yang hampir sama soal cara terbaik memanfaatkan hutan, maka mereka dapat membentuk suatu aliansi.
Mereka menjadikan lahan itu sebuah hutan lindung dan menyetujui sebuah rencana pengelolaan hutan untuk mencegah penebangan pohon dan pembangunan jalan. Lahan itu dinyatakan sebagai “warisan leluhur dari semua suku asli Amazon” dan dilindungi untuk generasi selanjutnya. Karena dapat dicapai oleh pengunjung dari dekat dan jauh, warga Amazanga akan melindungi hutan mereka, melestarikan kebudayaannya, dan membantu yang lain untuk melindungi hutan yang mendukung kehidupan mereka.