Hesperian Health Guides
Gejala keracunan pestisida tampak seperti penyakit lain
HealthWiki > Panduan masyarakat untuk kesehatan lingkungan > Bab 14: Semua pestisida beracun > Gejala keracunan pestisida tampak seperti penyakit lain
Ada banyak gejala berbeda yang timbul akibat keracunan pestisida, dan semuanya sulit dibedakan dari gejala penyakit flu, malaria, reaksi alergi, atau penyakit paru-paru. Biasanya gejalanya tidak cuma satu, seringkali gejala muncul bersamaan. Anda bisa saja tidak tahu bila seseorang keracunan karena gejalanya berkembang secara lambat.
Catatan untuk petugas kesehatan:
Untuk mengetahui apakah penyakit seseorang akibat pestisida atau bukan ajukan beberapa pertanyaan sederhana seperti:
Bagaimana mengetahui penyakit yang disebabkan oleh pestisida?
Kadang-kadang untuk dapat mengetahui apakah suatu penyakit disebabkan oleh pestisida atau bukan dapat dilakukan dengan berbicara pada orang yang menderita gejala penyakit yang sama atau orang yang menggunakan jenis pestisida yang sama. Bila beberapa orang menderita gejala keracunan yang sama, dan pestisida memang digunakan di sekitarnya, ada kemungkinan mereka semua keracunan pestisida.
Petani Perempuan dan Zona Bebas Pestisida di Sumatra Barat
Di Sumatra Barat, puluhan ribu petani setiap hari menghadapi resiko keracunan pestisida yang sering memberi keuntungan jangka pendek tetapi malah merugikan kesehatan petani serta lingkungan untuk jangka panjang. Banyak petani yang beranggapan bahwa gejala-gejala keracunan akibat terpapar pestisida dianggap sebagai konsekuensi yang harus diterima jika ingin menghasilkan panen yang sehat. Mereka jarang mengeluh, kecuali jika terpapar akut dan hampir sekarat.
Jika petani keracunan dan ingin berobat, jarang ada dokter dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat yang dapat memberi diagnosa dan perawatan tepat berdasarkan sejarah kesehatannya yang dikaitkan dengan lingkungan pekerjaan. Selain itu, banyak gejala keracunan yang tidak terdeteksi karena gejala kesehatan mirip dengan penyakit lain. Pelatihan tentang keracunan belum awam dimasukkan dalam kurikulum kedokteran atau pelayanan kesehatan.
Pada tahun 1998 diadakan sebuah studi kesehatan terhadap petani perempuan di Alahanpanjang, Sumatra Barat. Studi ini menemukan bahwa penyemprotan pestisida menyebabkan keracunan ringan sampai sedang pada 20% ibu petani dari responden studi. Dalam penelitian ini ditemukan 52 jenis pestisida, beragam dari yang tidak berbahaya sampai yang sangat berbahaya, yang digunakan petani rata-rata 2 kali per minggu. Golongan yang sangat berbahaya digunakan oleh 58% responden, dan 20% dari responden mencampur lebih dari satu jenis pestisida sangat berbahaya ke dalam tangkinya – hal mana berpotensi melipatgandakan dosis racunnya. Di antara jenis-jenis pestisida yang digunakan, ada dua jenis pestisida yang oleh World Health Organization (WHO) digolongkan sebagai cukup berbahaya dan masih sangat berbahaya digunakan.
Pestisida diserap tubuh dari beberapa sumber. Tanpa perlengkapan perlindungan pribadi, kulit tangan dan kaki petani terpapar ketika mencampur pestisida dengan air. Kebocoran tangki semprot yang tidak disadari atau tidak segera diperbaiki membuat punggung sampai kaki terpapar pada saat penyemprotan. Petani sering menghirup larutan yang disemprot sendiri atau dari semprotan petani tetangga sehingga pemaparan melalui pernapasan terjadi. Di samping itu petani sering meniup selang dengan mulut jika larutan tersendat sehingga secara tidak sengaja sering menelan larutan pestisida dan mengancam pencemaran pada pencernaan. Gejala akut yang dilaporkan antara lain: gemetar, kelopak mata kedutan, keringat berlebihan, mata merah, batuk-batuk, sempoyongan, dan diare.
Selain dilaporkan ke pemerintah pusat, hasil studi ini juga dilaporkan pada petani perempuan yang menjadi responden penelitian. Kelompok ibu petani diajak berdiskusi tentang hasil penelitian dan dijelaskan pula dampak kesehatan jangka pendek dan panjang. Setiap petani diberikan daftar pestisida yang tergolong berbahaya dan gejala-gejala keracunan yang timbul serta cara-cara melindungi diri dari pemaparan. Mereka juga belajar tentang jenis pestisida yang tidak begitu berbahaya dan Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Banyak petani yang akhirnya mengikuti Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) agar mereka sama sekali tidak menggunakan pestisida kimia dan akhirnya mereka dapat dengan bangga mengatakan bahwa kebun-kebun mereka sekarang menjadi “zona bebas pestisida”.
Peta tubuh manusia
K egiatan ini dapat membantu orang berbagi pengalaman mengenai dampak pestisida pada kesehatan. Dengan menggambarkan tubuh manusia (sebuah peta tubuh manusia) dan menandai bagian-bagian tubuh mereka yang terkena pestisida, orang dapat mulai berdiskusi mengenai bahaya yang sama-sama mereka hadapi dalam pekerjaan. Ini merupakan kegiatan menggambar dan diskusi kelompok.
Waktu: 1 sampai 2 jam
Bahan: kertas gambar besar, bolpen atau pinsil, paku payung, lem atau isolasi.
- Gambar tubuh manusia dalam ukuran besar. Gunakan lembaran-lembaran kertas yang disambung-sambung dengan lem atau isolasi sampai terbentuk ukuran sebesar tubuh manusia. Minta seseorang berbaring di atas kertas besar tersebut dan orang lain menggambarkan bentuk tubuhnya mengikuti bentuk tubuh orang yang berbaring. Kemudian lekatkan gambar tersebut di dinding menggunakan paku payung atau isolasi sehingga semua orang dapat melihatnya. Bila diinginkan, Anda dapat pula membuat 2 gambar, 1 untuk bagian depan tubuh manusia dan yang 1 untuk bagian belakangnya.
- Tunjukkan bagian tubuh kita yang terkena pestisida. Masing-masing orang dalam kelompok ini memberi tanda X pada bagian tubuh di mana mereka terkena pestisida. Jika kelompoknya kecil, masing-masing orang dapat mengatakan dampaknya terhadap kesehatan mereka. Sebagai contoh, apakah itu sakit perut, ruam kulit, atau pening? Masing-masing juga dapat mengatakan apa penyebab penyakit yang diderita. Apakah karena tumpahan pestisida, kecelakaan sewaktu mengaduk campuran pestisida, debunya yang menyebar di udara, atau pekerjaan biasa, atau ada yang lainnya?
Jika kelompoknya besar, akan lebih mudah jika seseorang menjadi pengarah diskusi setelah semua orang selesai memberi tanda pada gambar. Pengarah dapat menunjuk setiap tanda X pada gambar dan menanyakan apa dampak yang dirasakan di bagian tubuh itu. Yang paling penting adalah bahwa setiap orang membagikan pengalamannya ketika terpapar pestisida pada gambar tubuh manusia tersebut. - Ajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memancing orang bercerita tentang pestisida. Akan sangat membantu jika ada seseorang yang mencatatkan segala sesuatunya di atas kertas besar sehingga semua orang dapat melihatnya. Pembicaraan akan lebih terarah jika sejak awal diskusi dibatasi pada 3 pertanyaan utama, seperti: Apa dampak yang dirasakan setelah terkena pestisida? Kegiatan apa yang sedang dikerjakan sehingga seseorang terkena pestisida? Pestisida apa yang menimbulkan dampak?
Peta tubuh manusia ini memperlihatkan di bagian tubuh mana orang terkena bahaya pestisida. Acara diskusi dan catatan-catatannya adalah cara yang baik untuk mengetahui berapa orang yang menderita penyakit yang sama akibat pestisida dan cara paparan mana yang paling sering terjadi. Diskusi selanjutnya dapat membahas beberapa cara pencegahan agar tidak terpapar pestisida.