Hesperian Health Guides

Bendungan kecil

Pada bab ini:

EHB Ch23 Page 534-1.png
Air sungai dialirkan ke bawah menuju turbin, dan kemudian mengalir kembali ke sungai.

Bendungan kecil dapat dipergunakan untuk membangkitkan listrik dari air yang mengalir atau air terjun (dinamakan tenaga hidro kecil, dan tenaga mikro hidro kalau sangat kecil). Jika ada cukup air dari sungai dan kali, tenaga mikro hidro adalah yang paling murah untuk menyediakan listrik bagi komunitas pedesaan. Proyekproyek ini dapat dibangun dan dikelola oleh penduduk desa sendiri. Di Cina, India, dan Nepal, ribuan proyek pembangkit tenaga hidro kecil memasok listrik ke desadesa dan kota-kota kecil.

Dalam proyek-proyek tenaga hidro kecil, air disalurkan dari sebuah sungai atau kali dan mengalir ke bawah melalui sebuah pipa. Air yang mengalir ini menggerakkan turbin, dan selanjutnya kembali masuk sungai atau kali, Bendungan-bendungan kecil tidak menggusur warga atau mengubah aliran sungai seperti yang terjadi pada bendungan besar. Proyek-proyek mikro hidro hanya menggunakan bendungan setinggi beberapa meter untuk mengarahkan air ke turbin.

Air memutar turbin untuk menghasilkan tenaga listrik.
EHB Ch23 Page 534-2.png
Seloliman dan dua Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)
Id EHB Ch23 Page 535-1.png

Desa Seloliman di Kec Trawas, Kab Mojokerto terdiri dari 4 (empat) dusun, yaitu Biting, Sempur, Balekambang dan Janjing Posisi Dusun Janjing agak terpencil yakni berada di bukit kecil yang dipisahkan oleh sungai dengan tiga dusun lainnya Jangankan listrik, sarana transportasi saja waktu itu masih menggunakan jembatan bambu yang berulangkali hancur diterjang aliran deras sungai saat musim hujan Saat itu PLN tidak tertarik menyambungkan listrik karena kondisi geografis yang tidak mendukung dan jumlah penduduk yang tidak memenuhi kuota Melihat kondisi demikian, Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Seloliman – yang sudah berdiri di sana sejak 1990 dan juga membutuhkan listrik untuk kegiatannya – tergerak untuk memfasilitasi warga Dusun Janjing agar mendapat aliran listrik Dengan bantuan teknis dan pendanaan dari GTZ melalui Mini Hydro Power Project (MHPP) maka pada Agustus 1994 terpasanglah PLTMH Kali Maron berkapasitas 10 KW dan PPLH Seloliman sebagai pengelola dan operator tehniknya.


Sekitar lima tahun kemudian kapasitas 10 KW dirasa sudah tidak mencukupi sehingga PPLH bersama masyarakat Dusun Janjing berniat meningkatkannya menjadi 30 KW Kali ini keterlibatan masyarakat ditingkatkan mulai dari proses penyusunan proposal sampai menggandeng kembali lembaga donor GEF-SGP (Global Environmental Facility - Small Grant Program) yang mendukung pendanaan dan MHPP-GTZ yang memberikan bimbingan teknis, sistem manajemen, sampai dengan penentuan tarif kepada pengguna listrik Selain itu dibentuk pula Paguyuban Kali Maron (PKM) Seloliman sebagai wadah untuk lebih meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan PLTMH ini dan juga pengelolaan sumberdaya alam lokal demi peningkatan kesejahteraan masyarakat Seloliman sendiri tanpa harus mengandalkan pihak lain (lembaga donor dan pemerintah).


Keterlibatan riil komunitas melalui Paguyuban Kali Maron (PKM) Seloliman selain berupa penyertaan modal dari komunitas serta kesediaan mereka bekerjabakti secara bergiliran tanpa diupah, juga berupa usaha untuk mempertahankan debit air Kali Maron agar tidak kurang dari 300 liter/detik Paguyuban Kali Maron secara aktif membuat perencanaan terkait dengan rehabilitasi kawasan penyangga (catchment area) mata air di sepanjang daerah aliran Kali Maron dengan cara menggalang dukungan ke petani pemakai air terkait ancaman privatisasi air oleh pihak-pihak tertentu Selain itu dukungan juga diperoleh dari Perum Perhutani yang menyumbangkan bibit tanaman hutan dalam kaitannya dengan kegiatan rehabilitasi dan konservasi hutan Hal ini dianggap penting karena aliran air yang cukup deras diperoleh dari kondisi hutan yang hijau yang berfungsi sebagai resapan air



Halaman ini telah diperbarui pada tanggal:17 Nov 2022