Hesperian Health Guides
Mengapa komunikasi itu penting
HealthWiki > Membantu anak-anak tunarungu > Bab 1: Kesulitan mendengar dan berkomunikasi > Mengapa komunikasi itu penting
Seorang anak belajar bahasa dengan sangat cepat dalam tahun-tahun pertama hidupnya. Sungguh penting bahwa masalah pendengaran anak diketahui sedini mungkin dan dia menerima bantuan yang efektif. Jika tidak, masa yang terbaik untuk belajar berkomunikasi mungkin hilang (sejak lahir sampai usia 7). Semakin dini seorang anak mulai belajar sebuah bahasa dan melakukan komunikasi, semakin banyak yang dapat dipelajarinya.
Komunikasi terjadi bila kita mengerti apa yang sedang dikatakan kepada kita dan menjawab, dan ketika kita mengemukakan pikiran, kebutuhan, serta perasaan kita maka semua itu dapat dipahami. |
Daftar isi
Rasa kesepian seorang anak tunarungu
Untuk seorang anak, yang tidak mampu mendengar seolah-olah hidup dengan dilingkupi sebuah dinding kaca. Seorang anak yang tuli dapat melihat orang-orang bercakap-cakap tetapi dia tidak dapat memahami apa yang mereka percakapkan.
Orang dapat berinteraksi dengan satu sama lain karena mereka telah belajar sebuah bahasa untuk berkomunikasi. Tetapi seorang anak tunarungu tidak dapat mempelajari suatu bahasa yang tidak didengarnya. Ini berarti banyak anak tunarungu yang tumbuh tanpa mampu mempelajari ataupun menggunakan bahasa untuk berinteraksi dengan orang-orang lain di sekitar mereka.
Orang mempunyai kebutuhan yang kuat untuk berkomunikasi satu dengan yang lain dan menjalin hubungan. Bila seorang anak tidak mempunyai kemampuan atau kecakapan berkomunikasi untuk berhubungan dengan orang lain, dan bila orang lain tidak tahu bagaimana cara berkomunikasi atau berhubungan dengan dia, dia mungkin hampir selalu dibiarkan sendirian. Setelah beberapa waktu, dia menjadi terasing secara sosial.
Komunikasi untuk belajar dan berpikir
Anak-anak menggunakan komunikasi untuk belajar mengenai dunia, berhubungan dengan orang lain, mengekspresikan diri, dan berpikir serta mengembangkan ide-ide mereka. Tanpa suatu bentuk komunikasi, seorang anak tunarungu tidak dapat mengembangkan pikiran dan kemampuannya sepenuhnya.
Semakin mampu anak-anak mempelajari suatu bahasa, semakin banyak mereka dapat memahami dunia mereka, berpikir dan membuat rencana, serta menjalin hubungan yang akrab dengan orang-orang di sekitar mereka.
Untuk mendapatkan informasi lebih banyak mengenai bahasa dan perkembangan anak, lihatlah Bab 2.
Kisah Anita
Anita lahir dengan keadaan hampir tuli sama sekali, tetapi orangtuanya tidak mengetahui hal ini sampai dia berumur 4 tahun. Ketika dia masih bayi, mereka hanya melihat bahwa dia sehat dan penuh semangat. Sampai adik perempuannya, Lora, lahir, mereka tidak khawatir bahwa Anita belum belajar bicara. Mereka mengira dia hanya sedikit lambat berkembang.
“Apakah ibu yakin dia dapat mendengar?” tanya seorang tetangga suatu hari. “Oh ya,” kata ibu Anita, Eva. Eva memanggil nama Anita keraskeras dan Anita memalingkan kepalanya.
Tetapi ketika dia umur 3 tahun, Anita masih hanya dapat mengucapkan beberapa kata saja. Adiknya, Lora, yang berumur 2 tahun mengucapkan kata-kata baru setiap hari. Lora tersenyum dan tertawa lebih banyak daripada Anita bila Eva berbicara kepadanya atau menyanyi untuknya. Jadi Eva berbicara dan menyanyi untuk Lora lebih banyak daripada untuk Anita. Lora meminta berbagai benda, menyanyikan lagu-lagu yang sederhana, dan bermain dengan gembira bersama anak-anak lain. Anita bermain sendirian, karena bermain dengan anak-anak lain seringkali berakhir dengan pertengkaran atau ada yang menangis.
Suatu kali di pasar, Lora meminta pita rambut dan Eva membelikan-nya sehelai. Tak lama kemudian Anita diam-diam mengambil pita yang lain dan mulai meletakkannya di rambutnya. Dengan malu dan marah Eva merampasnya. Anita menjatuhkan dirinya ke tanah dan mulai menyepaknyepak dan menjerit-jerit.
Ketika ayah Anita mendengar apa yang telah terjadi di pasar, dia memandang Anita dengan marah dan berkata, “Kapan kamu belajar meminta? Kamu umur 4 tahun dan masih belum berusaha bicara. Kamu ini bodoh atau malas?”
Anita memandang ayahnya. Dia tidak dapat mengerti apa yang dikatakan ayahnya. Tetapi dia mengerti pandangan kemarahan di wajah ayahnya. Airmatanya bercucuran di pipinya. Ayahnya merasa kasihan dan memeluknya.
Malam itu ketika keluarga itu duduk bercakap-cakap, Eva teringat akan pertanyaan tetangganya mengenai pendengaran Anita. Dia memutuskan untuk mencoba membuat berbagai bunyi di belakang Anita untuk melihat apakah Anita dapat mendengar. Ketika keluarga itu melihat bahwa Anita tidak memberi respons pada sebagian besar bunyi-bunyi itu, mereka menyadari bahwa Anita tuli. Hari itu sangat menyedihkan bagi mereka semua.
Keluarga Anita khawatir bahwa Anita tidak akan pernah dapat tumbuh/berkembang seperti anak-anak lain.
Orangtua Anita berusaha sebaik-baiknya untuk membantunya. Mereka sangat sibuk merawat anak-anak mereka yang lain dan bekerja di ladang mereka, jadi sulit bagi mereka untuk memberi perhatian yang dibutuhkan oleh Anita. Mereka mengharap bahwa suatu hari Anita dapat mempunyai kehidupan yang "sempurna", tetapi mereka tidak tahu bagaimana caranya mereka dapat membantu Anita.
Anita dan anak-anak tunarungu lainnya mungkin berperilaku "nakal" karena mereka tidak mengerti apa yang seharusnya mereka lakukan. Karena Anita tidak dapat mendengar kata-kata dengan jelas, bagi dia jauh lebih sulit belajar bahasa yang digunakan oleh keluarganya. Jadi dia kesulitan memahami apa yang dikehendaki orang dan memberitahu mereka apa yang diinginkannya.
Tidaklah mengherankan bahwa anak-anak yang tidak dapat mendengar dengan baik kadang-kadang merasa kesepian atau dilupakan, jadi mengembangkan “perilaku bermasalah‟, atau lambat belajar bergaul dengan orang lain. Anita memerlukan bantuan untuk mengembangkan (kemampuan) bahasa agar dia dapat memahami dunia di sekelilingnya.
Kisah Omar
Omar lahir dengan pendengaran normal dan dia adalah seorang anak yang sangat banyak bicara. Selama beberapa tahun, dia sering mengalami infeksi telinga. Keluarganya tidak mampu membeli obat untuk mengobatinya. Bersama dengan setiap infeksi telinga, Omar kehilangan pendengaran sedikit demi sedikit. Ketika dia berumur 4 tahun, dia tidak dapat mengerti orangtuanya bila mereka berbicara kepadanya. Dia hanya memandang kepada mereka dengan wajah bertanya-tanya, dan dia berbicara semakin lama semakin sedikit.
Kakek Omar yang telah banyak kehilangan pendengarannya di masa tuanya menyarankan beberapa hal yang mungkin dapat membantu. Dia berkata bahwa biasanya dia dapat cukup baik mengerti orang-orang dengan menggunakan sedikit pendengaran yang masih dimilikinya dan dengan mengamati bibir orang lain.
Tetapi, kata kakek Omar, kadang-kadang sulit memahami orang lain karena begitu banyak kata-kata yang mirip di bibir. Dia memikirkan apakah sebuah alat bantu dengar akan dapat membantu Omar.
Ayah Omar membawanya ke sebuah klinik telinga di kota. Orang-orang di sana mengetes pendengaran Omar dan berpendapat bahwa alat bantu dengar akan membantunya. Jadi, ayah Omar meminjam uang dari sepupunya dan Omar mendapat sebuah alat bantu dengar. Keluarga melatih Omar untuk membantunya mengerti kata-kata dan berbicara dengan benar. Karena dia masih kecil, alat bantu dengar Omar akan memerlukan banyak komponen baru sementara dia - dan telinganya - tumbuh lebih besar.
Beberapa anak seperti Omar, yang dapat sedikit mendengar, mungkin dapat berbicara dan membaca gerak bibir. Sebuah alat bantu dengar dapat membantu Omar karena dia masih mempunyai pendengaran sedikit. Yang juga membantu ialah bahwa dia mengerti bahasa sebelum dia menjadi tuli.
Kisah Yulia
Irene dan Pedro menyadari bahwa anak perempuan mereka, Yulia, tuli ketika anak-anak lain yang sebaya dengan Yulia berbicara tetapi Yulia belum belajar bicara.
Irene berketetapan bahwa Yulia akan memperoleh semua peluang untuk belajar dan berhasil dalam hidupnya. Meskipun dia ragu-ragu, takut, dan banyak bertanya-tanya, Irene berpikir, “Hanya karena dia tidak dapat mendengar tidaklah berarti bahwa dia tidak dapat belajar cara melakukan berbagai macam hal.”
Irene teringat ketika dia berkenalan dengan seorang wanita asing yang berbicara dalam bahasa lain. Karena mereka tidak dapat berbicara satu kepada yang lain, mereka menggunakan gerakan-gerakan isyarat dan menunjukkan dengan gerak apa yang hendak mereka katakan. Meskipun hal itu memakan waktu lebih lama dan kadang-kadang mereka salah memahami satu sama lain, mereka sangat senang.
Jadi, untuk berkomunikasi dengan Yulia seluruh keluarga membuat gerakan-isyarat tangan dan "isyarat buatan sendiri" serta menggunakannya bersama-sama. Bahkan para tetangga mereka mulai belajar bagaimana menggunakan isyaratisyarat Yulia yang buatan (keluarganya) sendiri itu.
Lalu Irene bertanya kepada seorang guru di sekolah desa itu kapan Yulia dapat mulai sekolah. Guru itu berkata bahwa dia tidak tahu cara untuk mengajar anakanak tunarungu. Dia memberitahu Irene mengenai sebuah sekolah yang mungkin dapat mengajar Yulia, tetapi sekolah itu letaknya jauh, memerlukan waktu 2 jam untuk berjalan ke sana dan kembali lagi. Pedro dan Irene bertanya-tanya harus mencapai umur berapakah Yulia nanti ketika dia dapat pergi ke sekolah itu sendiri setiap hari.
Keinginan manusia untuk berkomunikasi sangatlah kuat. Bila orangtua belajar bagaimana cara berkomunikasi dengan gerakan-isyarat dan isyaratisyarat buatan sendiri, gadis-gadis kecil seperti Yulia dapat berkembang menjadi anak-anak yang cerdas dan bahagia.
Pendidikan untuk anak-anak cacat di Nicaragua
Selama bertahun-tahun Nicaragua diperintah oleh keluarga Somoza. Mereka menguasai sebagian besar kekayaan negara dan memberi sedikit saja pelayanan kepada rakyat.
Keluarga Somoza tidak menganggap pendidikan itu penting untuk semua orang. Mereka merasa bahwa orang yang hidup dengan bekerja di sawah/ladang tidak perlu sekolah. Somoza sendiri berkata, “Aku tidak menginginkan orangorang yang terpelajar, aku menginginkan sapi-sapi jantan!”
Akibatnya, sebagian besar orang di Nicaragua tidak dapat membaca atau menulis. Banyak anak - yang miskin, cacat, hampir semua anak di daerah pedesaan, dan terutama anak-anak yang tunarungu - tidak dapat pergi ke sekolah.
Bila semua orang melibatkan diri dalam pendidikan, anak-anak tunarungu dapat mempunyai peluang untuk belajar, sekolah, dan mengembangkan kemampuan-kemampuan mereka sama seperti semua orang lain!
Riwayat Carmen
Beberapa bulan setelah saya lahir, suatu penyakit dengan cepat menyebar di antara banyak anak di desa saya. Saya juga jatuh sakit, disertai demam yang sangat tinggi. Orangtua saya bersyukur ketika saya sembuh, namun mereka menyadari bahwa penyakit itu telah mengakibatkan saya tuli. Ketika saya tumbuh lebih besar, kami semua merasa frustrasi karena begitu sulitnya mengkomunikasikan ide-ide atau kebutuhan yang paling sederhana sekalipun. Keluarga saya tidak tahu bagaimana cara berkomunikasi dengan saya atau bagaimana caranya mengajar saya.
Setelah revolusi di Nicaragua, sebuah sekolah untuk anak-anak tunarungu dibuka dan orangtua saya membawa saya ke sana. Mereka mengetahui bahwa sekolah dapat membantu saya mengenai hal-hal yang tidak dapat mereka ajarkan. Para guru di sekolah itu berusaha mengajar kami semua untuk membaca gerak bibir dan berbicara. Meskipun banyak di antara kami yang tidak dapat belajar membaca gerak bibir dan berbicara dengan baik, sekedar berada di sana bersama-sama mulai membuka dunia bagi kami.
Banyak di antara kami yang mulai sekolah pada usia yang lebih tinggi daripada anak-anak pada umumnya. Kami berkomunikasi dengan menggunakan "isyarat-isyarat" yang kami buat sendiri dengan keluarga kami, dan yang semuanya berlainan. Tetapi kami saling mengajarkan isyarat-isyarat ini dan membuat isyarat-isyarat baru bersama-sama. Bagi kami, mudah menggunakan isyarat untuk berkomunikasi. Sementara kami membuat semakin banyak isyarat, isyarat-isyarat itu berkembang menjadi satu bahasa yang sebenarnya. Tak lama kemudian, kami mampu mengkomunikasikan banyak hal kepada satu sama lain, mengenai keluarga dan teman-teman kami, rencana kami dan cita-cita kami, serta hal-hal yang terjadi pada kami.
Bahasa memungkinkan belajar dan komunikasi
Carmen dan orang-orang muda lainnya yang tunarungu di Nicaragua membuktikan kepada dunia bahwa bahasa isyarat adalah bahasa yang alami dan lengkap yang berkembang di masyarakat. Seperti semua bahasa lain, untuk menggunakan bahasa isyarat anda memerlukan sekelompok orang yang menggunakan bahasa ini.
Sementara Carmen dan anak-anak lain mengembangkan bahasa isyarat Nicaragua dan kecakapan komunikasi mereka, mereka juga mengembangkan kemampuan untuk menggambarkan berbagai hal, memecahkan masalah, dan mengemukakan perasaan, kebutuhan, dan ideide mereka. Bahasa isyarat tidak saja memberikan cara bagi anak-anak itu untuk berkomunikasi, tetapi juga membantu mereka mengembangkan kemampuan berpikir mereka.
Salah satu sebab anak-anak Nicaragua mengembangkan bahasa yang demikian lengkap ialah karena ada banyak anak yang menggunakannya. Mereka dapat melakukannya karena orang-orang Nicaragua memutuskan untuk menempatkan lebih banyak sumber daya mereka ke dalam pendidikan. Mereka memulai suatu gerakan reformasi pendidikan yang menciptakan suatu sistem sekolah yang kokoh bagi semua anak termasuk anak-anak yang tunarungu dan yang tidak dapat mendengar dengan baik.
Bersatu untuk memperjuangkan hak-hak penyandang tunarungu
Berkat perjuangan rakyat Nicaragua untuk menyediakan pendidikan bagi semua orang, beratus-ratus orang muda penyandang tunarungu berkumpul di sekolah-sekolah untuk pertama kalinya. Dalam satu generasi, anak-anak mulai menghasilkan suatu bentuk komunikasi baru yang berbeda yang berkembang menjadi Bahasa Isyarat Nicaragua.
Pada pertengahan tahun 1980-an, para penyandang tunarungu muda ini mulai mengadakan pertemuan dan berusaha untuk memajukan hak-hak mereka sebagai penyandang tunarungu. Mereka membentuk the Asociación Nacional de Sordos de Nicaragua (ANSNIC = Perhimpunan Nasional Penyandang Tunarungu Nicaragua). Para anggota ANSNIC membantu mengembangkan dan memajukan Bahasa Isyarat Nicaragua, menerbitkan kamus sebagaimana juga buku-buku untuk anak-anak. Mereka bekerja sama dengan Departemen Pendidikan untuk mulai memasukkan pendaftaran di sekolah-sekolah untuk tunarungu, dan memperbaiki program-program untuk pendidikan kaum tunarungu.
Dewasa ini, ANSNIC adalah sebuah kelompok yang kuat di Nicaragua yang bekerja untuk hak-hak para penyandang tunarungu dan juga berfungsi sebagai pusat sosial (isasi) untuk para anggotanya.